Jakarta
Oleh Ferdiansyah pada hari Rabu, 07 Feb 2018 - 23:23:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Budayawan DKI: Ahok Kalah Karena Ulah Relawannya Sendiri

85anies.jpg
Diskusi bertema 100 Hari Anies Sandi, Benarkah Ada Jakarta Bersyariah, Bagaimana Realisasinya? di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Rabu (07/02/2018) (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Budayawan Jakarta Geisz Chalifah, mengaku tidak setuju jika dikatakan kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta karena isu SARA. Menurutnya, kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta justru karena relawannya sendiri.

"Saya tak setuju jika kemenangan Anies-Sandi dikatakan karena isu SARA. Sebenarnya itu adalah sebuah aksi reaksi saja ketika relawan teman Ahok berkampanye lebih baik kafir tapi tidak korupsi dari pada muslim tapi korupsi. Inikan seolah menuduh semua pemimpin dari orang muslim itu korupsi", ujardalam diskusi bertema 100 Hari Anies Sandi, Benarkah Ada Jakarta Bersyariah, Bagaimana Realisasinya? di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Rabu (07/02/2018).

Menurut Geisz, jangan juga isu syariah ini digeneralisir menjadi anti NKRI, intoleran dan di lawan dengan isu saya Indonesia saya Pancasila, rasanya tidak sehat kita ini bernegara. Tapi apapun itu kita harus mengucapkan terima kasih sama Ahok, karena tanpa Ahok maka tak akan mungkin muncul sosok pemimpin seperti Anies.

"Jadi kekalahan Ahok ini bukan karena isi sara tapi lebih pada pribadi Ahok sendiri yang membuat ummat muslim moderat, ummat yang di tengah sekalipun marah dengan ucapannya soal Al Maidah 51. Wong yang ikut aksi 212 itu temen-temen saya banyak kok yang sekuler, tukang mabok juga tapi merasa terganggu dengan ucapan Ahok itu,” tegas Geisz.

Di kesempatan yang sama, KH. Taufiq Damas, Wakil Khatib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI menilai isu SARA hanya dijadikan sebagai alat kampanye, contoh kasus di Jakarta. Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu adalah contoh penggunaan isu sara dalam pilkada yang paling buruk dan paling brutal selama proses demokrasi ini paskareformasi.

Menurutnya, isu sara merupakan alat mobilisasi politik paling efektif, masjid dan mushola di Jakarta digunakan sebagai mimbar politik untuk menyebarkan isu SARA.

"Ini tak boleh dibiarkan terus menerus terjadi dalam sebuah moment domokrasi seperti Pilkada, agama dijadikan alat politik untuk mendelegitimasi lawan, ini berbahaya bagi kehidupan berbangsa kita", tegas Taufiq.

Sementara itu Ustadz Aminuddin Presidum Alumni 212 mengatakan, sebenarnya secara kinerja ummat Islam tak ada masalah dengan Ahok, yang kami persoalkan sebenarnya lebih pada etika kepemimpinan Ahok yang suka memgumbar kemarahan pada rakyat kecil depan publik.

Selain itu kata ustadz Amin, da'wah yang paling efektif adalah da'wah lewat kekuasaan.

"Coba anda lihat ketika berkuasa, hanya dengan satu tanda tangan Alexis langsung di tutup", sebutnya.

Soal Jakarta bersyariah, NKRI bersyariah tegas Amin, dirinya setuju.

"Dalam konteks Jakarta kalau kita bicara kaarifan lokal seperti temen-teman NU maka wajar dong sebagai mayoritas, umat Islam menginginkan pemimpin muslim sama seperti kearifan lokal di NTT misalnya dari pemimpin Katolik atau Kristen,” tukas dosen UBK ini. (icl)

tag: #aniessandi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...