BEKASI (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kota Bekasi, Jawa Barat, jika uji coba kebijakan penanganan kemacetan Tol Jakarta-Cikampek menimbulkan ketidaknyamanan.
"Saya minta maaf kepada warga Bekasi bila timbulkan situasi tidak nyaman. Ini adalah cara kita memberikan solusi pada kemacetan," kata Budi saat meninjau langsung implementasi perdana rekayasa lalu lintas ganjil-genap di Gerbang Tol Bekasi Barat, Senin (12/3/2018) pagi.
Budi menyebut rekayasa lalu lintas berupa pemilahan plat nomor kendaraan berdasarkan digit akhir ganjil-genap tidak bisa dihindari mengingat situasi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek yang sudah melebihi ambang batas kewajaran.
Berdasarkan hasil survei pihaknya, Budi mengklaim sekitar 90 persen respons masyarakat terhadap paket kebijakan ini bersifat positif.
"Bahkan banyak masyarakat, salah satunya di Bogor dan Depok minta juga diberlakukan hal yang sama. Ke depan kita juga akan berlakukan di Tangerang," katanya.
PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek sebelumnya mencatat ada sekitar 8.000 unit kendaraan di Kota Bekasi yang kini terdampak kebijakan ganjil-genap mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Sementara laju kecepatan kendaraan di sepanjang lintasan Cawang-Karawang berkisar 0-20 KM/jam pada jam tersebut, dengan titik kemacetan terparah ada di wilayah Kota Bekasi.
Kata Budi, implementasi paket kebijakan penanganan kemacetan Tol Jakarta-Cikampek yang meliputi rekayasa lalin ganjil-genap, pengaturan angkutan barang golongan III, IV dan V serta prioritas lajur khusus angkutan umum untuk bus sedang dan besar merupakan respons pihaknya atas situasi kemacetan saat ini.
"Hari ini penting bagi kita memulai sikap dengan memperhatikan situasi lalin di Jakarta-Cikampek. Keterlibatan masyarakat harus kita perhatikan, sebesar apapun kritik harus kita jawab dengan solusi bersama," katanya.
Salah satu kajian untuk evaluasi paket kebijakan itu adalah indikator okupansi penumpang Bus Transjabodetabek yang kini disiapkan sebanyak 44 unit di Kota Bekasi untuk mengalihkan pengendara pribadi kepada angkutan umum massal.
"Kalau okupansi kurang, artinya ada yang salah. Apakah karena tarif yang terlalu mahal atau ada trayek yang salah," katanya.
Budi menuturkan pihaknya saat ini juga tengah membahas penanganan kemacetan lalu lintas pada arah Jakarta menuju Bekasi.
"Jangan sampai berangkatnya (ke arah Jakarta) enak, tapi pulangnya juga harus kita pikirkan lagi," katanya.
Budi mengakui impelementasi awal ganjil-genap ini perlu banyak pembenahan mengingat masih banyak masyarakat yang belum tersosialisasi aturan baru ini.(yn/ant)