JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) membenarkan adanya undangan dari pihak Istana pada 21 April 2015. Namun, pengurus organisasi mahasiswa terbesar ini ogahan-ogahan datang.
"Benar ada undangan dari istana yang ditujukan kepada ketua umum kami. Tapi kami masih pikir-pikir dan belum memutuskan apakah akan hadir atau tidak," kata Mulyadi Sekretaris Jendral (Sekjen) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), kepada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (17/04/2015)
Dia mengatakan, PB HMI tidak tertarik dengan undangan yang dikirim oleh Wantimpres itu apalagi agendanya hanya seminar dan diskusi biasa. Sebab, dia berharap jika ke istana maka bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.
"Kita sebenarnya berharap bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan ingin menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan Jokowi untuk memperbaiki jalannya pemerintahan," papar Mulyadi.
Oleh karena itu, diakui Mulyadi, PB HMI masih akan mendiskusikannya terlebih dahulu termasuk dengan teman-teman Cipayung apakah perlu hadir atau tidak. "Jadi kita ingin bertemu dengan presiden langsung. Bukan dengan Wantimpres," ungkap dia.
Sebelumnya pihak BEM UI juga membenarkan undangan ini. Hanya saja Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman mensyaratkan usai pertemuan atau diskusi dilakukan jumpa pers sehingga apa yang terjadi dalam ruang pertemuan bisa diketahui oleh masyarakat luas.
Kemarin, TeropongSenayan memberitakan ihwal beredarnya surat mengatasnamakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengundang para Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ditengarai ajakan ini untuk menggembosi gerakan mahasiswa.
Surat berkop Kementerian Sekretariat Negara unit kerja Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden tertanggal 14 April 2015. Surat ditandatangani oleh Sekretaris Wantimpres bernama Subiantoro. Surat berstempel Kementerian Sekretaris Negara.(ris)