JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --PD Pasar Jaya optimistis dapat mengendalikan stabilitas harga dan pasokan pangan di seluruh pasar tradisional di Jakarta, setidaknya untuk tiga bulan ke depan.
Demikian disampaikan Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menanggapi meroketnya nilai tukar dolar terhadap rupiah yang mencapai Rp15.000/U$.
Diketahui, penguatan harga dolar tersebut memberikan efek yang besar terhadap kenaikan harga beberapa jenis komoditas. Adapun pasar tradisional di Ibu Kota menjual berbagai kebutuhan pokok masyarakat seperti beras, bawang, cabai, daging, dan berbagai produk kecantikan serta obat.
Sebagian besar komoditas tersebut dipastikan naik bila dolar terus menguat. Komoditas impor menjadi barang yang paling terdampak atas kenaikan harga tersebut.
Hal ini karena PD Pasar Jaya akan memutus rantai distribusi yang panjang dengan melakukan kerja sama langsung bersama produsen.
Arief mengatakan, bahwa komoditas impor menjadi fokus utama dalam pengendalian pasokan dan harga.
Saat ini, dia menyatakan beberapa komoditas impor antara lain beras, daging sapi, daging ayam, dan bawang putih.
"Pastinya akan ada dampaknya. Akan tetapi kita (dukung) upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan Gubernur DKI (untuk stabilkan rupiah])" kata Arief, Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Menurutnya, pasokan dan harga komoditas impor tersebut akan aman selama tiga bulan. "Sebenarnya stok (komoditas impor) sudah kitabuffer(simpan) sebelumnya. Baik itu daging ayam, daging sapi, beras juga aman karena sudah disuplai Bulog, bawang putih dan komoditas lainnya ini di Jakarta selama tiga bulan ini akan stabil," ujarnya.
Dia berharap selama tiga bulan ini, pemerintah dapat segera mengendalikan nilai tukar dolar terhadap rupiah ke level yang lebih rendah dibandingkan dengan saat ini.
Arief juga mengajak warga Jakarta ikut gerakan untuk melemahkan nilai tukar dolar dengan membeli produk-produk dalam negeri.
Selain itu, dia mengimbau agar pelaku bisnis untuk segera menukarkan tabungan berjenis dolar dengan rupiah.
"Kita harapannya setelah tiga bulan dolar (terkendali)," tandasnya. (Alf)