JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemerintah ProvinsiDKI Jakarta akan menunda penyaluran bantuan sosial (bansos) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap dua. Hal ini lantaran adanya perbaikan data demi menghindari kesalahan penyaluran seperti fase pertama.
mengatakan, pendistribusian akan dilakukan kembali setelah pembahasan bersama Pemprov DKI selesai dengan harapan penyalurannya bisa akurat pada orang yang membutuhkan.
"Ini sedang dibahas tingkat Pemprov DKI, kemungkinan ada penambahan jumlah penerima bansos dan juga isi paket," kata Kepala Divisi Perkulakan Retail Distribusi pada Perumda Pasar Jaya,Edison Sembiring di Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Meski mengatakan kemungkinan ada penambahan jumlah penerima bansos, namun Edison belum bisa memastikan angkanya, karena masih dikaji bersama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) lainnya seperti Dinsos, Dinkes dan sebagainya.
Berdasarkan data dari laman web COVID-19, tercatat penerima bansos selama PSBB tahap satu mencapai 1.178.173 kepala keluarga (KK). Sementara target pemberian bansos yang diberikan oleh Pemprov DKI sebanyak 1,2 juta KK.
Nama-nama penerima telah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 386 Tahun 2020 tentang Penerima Bantuan Sosial Bagi Penduduk yang Rentan Terdampak Covid-19 Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok Selama Pelaksanaan PSBB di Jakarta.
Dalam Kepgub juga dijelaskan bahwa bentuk bantuan sosial berupa bahan pokok dan/atau bantuan langsung lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jenis bansos yang diberikan adalah beras, makanan protein dalam kaleng, makanan olahan dalam kemasan, alat kebersihan dan alat keamanan diri dengan total harga mencapai Rp149.500 yang sudah termasuk biaya pengiriman dan pengemasan per paket per kepala keluarga.
Adapun paket sembako tersebut berisi bahan makanan serta kebutuhan sehari-hari, seperti beras, minyak goreng, kecap manis, sambal, mi instan, sarden, kornet sapi, teh celup, susu UHT
dan sabun batang.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, pendataan penerima bansos dari Pemerintah DKI Jakarta untuk warga terdampak pandemi virus corona tidak mungkin sempurna.
Anies mengakui masih ada warga yang belum menerima bantuan. Ia menjelaskan, kekeliruan data sangat mungkin terjadi di Indonesia.Meski begitu ia berjanji, ketika ada kekeliruan data maka akan segera dikoreksi.
"Ketika ada kekeliruan kami koreksi, koreksi, dan koreksi, dan ini bagian dari kami meningkatkan kualitas data," tutur Anies.