JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan bahwa varian Delta (B1617.2) termasuk jenis varian yang tercepat, dan terkuat yang pernah ada. WHO sudah mengklasifikasikan varian Delta sebagai "Variant of Concern" atau VoC. Sebab, varian Delta terbukti lebih mudah menular dari varian aslinya yang diidentifikasi di Wuhan, China.
"(Varian Delta) menjadi lebih mematikan karena lebih efisien dalam cara penularan antar manusia. Dan pada akhirnya akan menemukan individu-individu yang rentan yang akan menjadi sakit parah, harus dirawat di rumah sakit dan berpotensi meninggal," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, dikutip dari CNBC, Selasa (22/6/2021).
Oleh karena itu, Dr Mike meminta para pemimpin dunia dan pejabat kesehatan masyarakat untuk segera melakukan distribusian vaksin.
"Varian Delta ini lebih cepat, lebih "bugar", akan memilih yang lebih rentan lebih efisien daripada varian sebelumnya. Dan, oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risiko lebih buruk," jelas Dr Ryan.
Pejabat teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan varian ini sudah menyebar di 92 negara. Di dalamnya termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan juga Indonesia.
Menurut ahli, varian Delta atau B.1.617.2 disebut memiliki kemampuan lebih menular dan memicu pasien yang terinfeksi mengalami gejala yang parah.
Gejala infeksi virus corona umumnya muncul pada periode masa inkubasi atau sekitar 2-14 hari setelah terpapar. Berikut gejala umumnya:
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 akan merasakan batuk yang sangat mengganggu, yang terasa seolah berasal dari sesuatu yang jauh di dalam dada.
Dada sesak seperti diikat atau mulai merasa kesulitan untuk bernapas.
Biasanya seseroang yang terinfeksi Covid-19 dan disertai demam menunjukkan suhu di atas 37,7 derajat celsius.
Orang dengan Covid-19 merasakan tubuhnya menggigil, terasa sakit, dan demam tinggi saat malam hari.
Tanda awal seseorang terinfeksi virus corona yakni mengalami kelelahan hingga tahap yang ekstrem.
Kemudian, gejala khas seseorang yang terkena Covid-19 yakni hilangnya kemampuan membau dan mengecap rasa.
Sejumlah ahli menyebutkan, anosmia, artinya kehilangan kemampuan membau.
Gejala infeksi varian Delta disebut mirip dengan gejala virus asalnya.
Tetapi, varian Delta membuat gejala-gejala tersebut menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani oleh tim medis.
Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University Dr Bhakti Hansoti menyampaikan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yakni: Sakit perut, Hilangnya selera makan, Muntah, Mual, Nyeri sendi, dan Gangguan pendengaran.
Daya Tular
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono
menjelaskan bahwa Covid-19 yang pertama kali muncul menularkan hanya ke dua orang.
Namun, varian baru sepeti Delta bisa menularkan ke empat orang atau depalan orang sekaligus.
Dia menuturkan pemerintah perlu meningkatkan pembiayaan atau dana untuk penanganan Covid-19 diantaranya untuk melakukan percepatan pengujian untuk deteksi Covid-19 dan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing), serta subsidi kepada masyarakat ketika akan dilakukan lockdown.
"Kalau kita masih seperti lama strategi perangnya tunggu saja pasti akan terjadi kewalahan dari pelayanan kesehatan." ujarnya