JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan untuk menata Ibu Kota Jaktra harus terlebih dahulu mengubah cara pandang para warganya.
Menurut Ahok, seorang politisi baru akan teruji ketika dia diberi kepercayaan memikul amanah berupa jabatan oleh masyarakat. "Seperti teori Abraham Lincoln (mantan Presiden Amerika Serikat) saja, kalau kamu mau diuji, berilah jabatan," kata Ahok dalam sebuah seminar di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Hal tersebut, kata Ahok, sejalan dengan revolusi mental yang diinginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu untuk mengubah mental dan stigma warga DKI.
Ia mengatakan, saat dirinya maju menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi, banyak warga Jakarta yang marah kepadanya karena hanya diberi kartu nama bukan sembako seperti calon lain.
"Ibu-ibu pada bilang, Kartu nama bisa ditukar sembako enggak? Saya bilang, jangan pilih saya. Tapi dia bingung juga saya bilang begitu, karena mau revolusi mental itu harus seperti itu," cerita Ahok.
Ia mengungkapkan, bahwa keberhasilannya memenangkan Pilkada DKI Jakarta lebih dikarenakan dirinya bersama Jokowi memiliki rekam jejak yang baik selama menjadi pejabat di daerah masing-masing.
"Saya percaya masyarakat akan mencari tahu kita sebagai calon pemimpinnya. Dia pasti tanya saudaranya di Belitung Timur atau di Solo, makanya warga Jakarta memilih kita sebagai pemimpin di DKI. Karena saya dinilai memliki rekam jejak baik," tuturnya. (b)