Oleh M. Said Didu pada hari Senin, 03 Feb 2025 - 14:31:50 WIB
Bagikan Berita ini :

Membedah Cengkeraman Oligarki: Refleksi dari Diskusi Bersama Tokoh Bangsa

tscom_news_photo_1738567910.jpg
(Sumber foto : )

Jakarta, 3 Februari 2025 – Dalam sebuah diskusi yang berlangsung santai namun penuh substansi, dua tokoh senior, Pether F. Gontha (pengusaha dan politisi) serta Timbo Siahaan (wartawan senior), berbincang selama dua jam mengenai realitas politik dan ekonomi Indonesia saat ini. Diskusi yang diadakan sambil menikmati kopi dan sop buntut ini menghasilkan beberapa kesimpulan penting terkait tantangan bangsa di tengah cengkeraman oligarki.

Indonesia dalam Cengkraman Oligarki

Salah satu poin utama yang mencuat dalam diskusi adalah dominasi oligarki yang semakin menguat di Indonesia. Para peserta diskusi sepakat bahwa struktur kekuasaan saat ini lebih berpihak kepada segelintir elite dibandingkan kepentingan rakyat banyak. Kondisi ini, menurut mereka, menyebabkan kebijakan publik cenderung diarahkan untuk menguntungkan kelompok tertentu, bukan untuk kesejahteraan masyarakat luas.

Politik yang Abai terhadap Rakyat

Pembicaraan juga menyoroti perilaku pejabat publik dan partai politik yang dinilai semakin menjauh dari kepentingan rakyat. Kekuasaan, bukan pelayanan publik, disebut sebagai prioritas utama dalam dinamika politik saat ini. "Yang mereka pikirkan hanya bagaimana mempertahankan kekuasaan, bukan bagaimana menyejahterakan rakyat," ujar salah satu peserta diskusi.

Pentingnya Pressure Group untuk Menyelamatkan NKRI

Dalam kondisi seperti ini, diperlukan adanya kelompok penekan (pressure group) yang berperan sebagai pengawas kekuasaan. Kelompok ini harus konsisten menyuarakan kebenaran, membela kepentingan rakyat, serta memperjuangkan pengembalian kedaulatan politik dan ekonomi kepada rakyat.

Menyadarkan Oligarki untuk Berbisnis Secara Normal

Diskusi juga menyoroti praktik bisnis yang sering kali melibatkan campur tangan politik secara tidak sehat. Oligarki, menurut para peserta diskusi, seharusnya menjalankan bisnis secara wajar tanpa menggunakan kekuatan politik untuk memperoleh keuntungan. Praktik seperti membeli pejabat, melanggar hukum, hingga menggusur rakyat demi kepentingan bisnis harus dihentikan demi keadilan sosial dan keseimbangan ekonomi nasional.

Harapan terhadap Kepemimpinan Prabowo

Dalam konteks pemerintahan mendatang, diskusi ini juga membahas harapan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Para peserta berharap Prabowo dapat melakukan perbaikan mendasar dengan berpegang pada nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan kerakyatan. Pemerintah diharapkan lebih berpihak kepada kepentingan rakyat dan mengoreksi kebijakan yang selama ini lebih menguntungkan elite tertentu.

Diskusi Berlanjut dengan Tokoh Bangsa Lainnya

Diskusi ini menjadi langkah awal dari serangkaian pertemuan yang akan melibatkan lebih banyak tokoh bangsa. Dengan semakin banyak pihak yang menyuarakan aspirasi rakyat, diharapkan akan muncul solusi konkret untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Tinjauan: Dinamika Politik dan Kekerabatan dalam Kepemimpinan Prabowo-Hashim dan John-Robert Kennedy .

Oleh Ariady Achmad dan Team teropongsenayan.com
pada hari Senin, 03 Feb 2025
Dalam sejarah politik dunia, hubungan antara saudara kandung sering kali menjadi faktor penting dalam membangun strategi kepemimpinan dan kebijakan publik. Dua pasangan saudara yang menarik untuk ...
Opini

Pembungkaman Pasif Berlanjut, Meski Jokowi Bukan Lagi Presiden RI

Ubaidilah Badrun, aktivis 98 dan dosen Universitas Negeri Jakarta dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Sosiologi tanpa alasan yang jelas. Aktivisme Ubaid yang berulang kali menyasar ...