Oleh Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle pada hari Rabu, 09 Apr 2025 - 13:37:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Van Ons alias Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia adalah Independen

tscom_news_photo_1744180629.jpeg
(Sumber foto : )


Sehabis ramai pemberitaan pertemuan Rocky dan Dasco yang saya dkk rancang kemarin di sebuah restoran Sunda, Senayan Park, putri saya seorang Antropolog, mahasiswi paskasarjana Utrecht university, Belanda memberitahu respon Salam4jari di X. Dengan viewer yang lebih dari 700 ribu, respon ini perlu saya tanggapi. Begitu juga respon yang diberikan Chozin, sahabat saya, yang dia adalah pendamping politik Anies Baswedan puluhan tahun, dan juga respon sahabat saya, Agung Sudjatmiko, ketua harian Dewan Koperasi Nasional.

Respon salam4jari intinya adalah memberi warning kepada rakyat bahwa pertemuan Rocky Cs. dan Dasco merupakan upaya penggembosan gerakan Indonesia Gelap. Salam4jari kemudian meminta agar gerakan Indonesia Gelap, gerakan tolak UU TNI dan UU Polri terus didukung. Biro politik salam4jari mengajak agar upaya pemerintahan transisi bisa diwujudkan. Menurutnya perlu ada hastag baru #mulaidarinol dan #Indonesiareset.

Respon Chozin adalah menuduh saya penjilat. Sebab, sebuah tulisan beredar mengatas namakan saya, membahas pertemuan Rocky-Dasco tersebut dengan gaya satire. Memuja-muji Prabowo dan Dasco tanpa reserve.

Respon Agung Sudjatmiko menjelaskan bahwa tidak ada apapun yang dilakukan Prabowo selama ini. Kebanyakan omon-omon. Rakyat tidak akan percaya. Tambahnya lagi, sebagai aktifis koperasi sejak mahasiswa di UNS, dia melihat rencana Prabowo membangun 80.000 koperasi adalah pekerjaan sia-sia. Sebab, katanya, koperasi adalah peristiwa bottom-up dan kultural. Upaya top-down ala Prabowo hanya mengulang kegagalan di era lalu.

Perlu saya sampaikan kepada salam4jari bahwa Saya, Jumhur, Ferry dan Rocky tidaklah bermaksud menggembosi gerakan mahasiswa ataupun gerakan rakyat yang ada selama ini. Kami berempat menyebut diri sebagai Van Ons alias Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) yang kami dirikan. Coba lihat: beritajejakfakta.id/perhimpunan-menemukan-kembali-indonesia-bereaksi-keras-menolak-ide-penundaan-pemilu-dan-perpanjangan-masa-jabatan-presiden-3-periode/). Ini ketika Jokowi sedang kuat-kuatnya, hanya kami yang menggalang penolakan perpanjang masa jabatan Jokowi 3 periode. Untung Megawati kemudian juga menentang perpanjangan itu.

Krisis kebangsaan kita bermula dari dominasi oligarki paska pemerintahan Suharto. Dengan kekuatan kapital mereka mendesain agar demokrasi dijadikan alat untuk menaik turunkan pemimpin pemimpin boneka. Semua elit yang akan muncul diseleksi mereka untuk menjadi stempel bagi kepentingan mereka mengeruk kekayaan di negeri ini.

Dalam dominasi itu, pilihannya adalah revolusi atau bersiasat untuk bisa berkuasa. Revolusi sudah dicoba Habib Rizieq dkk, namun gagal. Prabowo, sebaliknya, melakukan siasat alias "kudeta merangkak", sehingga dia bisa mencapai puncak kekuasaan. Langkah Prabowo ini tidak populer. Itulah yang membuat saya dan Jumhur menjadi juru bicara pasangan Anies-Muhaimin. Sedangkan Ferry Juliantono tetap di Gerindra (atas keputusan bersama). Sedangkan Rocky Gerung mengambil jalan netral selama pilpres.

Salam4jari tentu merupakan gerakan moral yang dahsyat. Sehingga jalan Prabowo yang dianggap jalan haram kekuasaan menjadi masalah sampai saat ini. Pandangan ini tidak kami tentang. Namun, kami, Van Ons, mempunyai cara pandang sendiri. Kami melihat bahwa Prabowo telah banyak melakukan gerakan Ideologis, yang bahkan belum pernah dilakukan pemimpin sebelum-sebelumnya.

Saya sudah menguraikan dalam berbagai tulisan, bagaimana Prabowo, sebagai anak pendiri Partai Sosialis Indonesia, yang masa kecilnya menjadi keluarga di pengasingan in-exile, membuat berbagai kebijakan sosialistik kerakyatan. Namun, tentu saja Prabowo kesulitan karena oligarki yang memberikan jalan kekuasaan pada dia masih bercokol gagah. Namun, renungkanlah, dulu Anies Baswedan ingin mengatur kekuasaan negara di Pantai Utara Jakarta berkahir gagal. Di era Jokowi, bahkan hampir semua pantai itu mau diserahkan pada konglomerat. Sebaliknya, ditangan Prabowo, 30 KM pagar laut langsung dimusnahkan. Begitu juga pagar-pagar laut lainnya. Negara sekarang menguasai pantai.

Saya dan Rocky sudah tidak tertarik pada kekuasaan. Kami sudah menyampaikan itu pada Dasco. Saya tertarik untuk membuat buku dan hidup di remote area atau ke Belanda. Sebaliknya Rocky tetap asyik di kesepian Sentul di rumah yang hampir rubuh. Sedangkan Ferry masih berkeinginan mengabdi pada isu-isu ekonomi kerakyatan. Jejak Ferry Juliantono adalah kader ideologi Adi Sasono, bapak ekonomi kerakyatan.

Jumhur sendiri tetap berjuang sebagai pemimpin buruh. Dia ditawari Prabowo untuk masuk kabinet, pada pertemuan mereka November lalu. Namun, Jumhur tidak akan menjual diri.

Kenapa Jumhur, Ferry dan Rocky tidak mungkin menjilat kekuasaan? Itulah yang disebutkan Karl Marx sebagai Class Suicide alias Bunuh Diri Kelas. Rocky yang lahir dan besar di Menteng meninggalkan kemewahan untuk bisa menjadi filosop. Jumhur yang harusnya bapaknya direktur Bank Bapindo dulu, masuk penjara dan dipecat dari ITB, karir bapaknya hancur. Ferry yang cucu pendiri republik juga hidup keras sebagai aktifis keluar masuk penjara. Dalam Islam, juga dijelaskan, bahwa pilihan jalan Toghut/Iblis atau jalan Allah/Tuhan menentukan seseorang itu penjilat atau bukan. Itu mungkin bisa menjelaskan sikap saya, meskipun lahir dari anak guru miskin, tetap tidak menjadi penjilat kekuasaan.

Perbedaan sikap dan jalan yang harus ditempuh antara Van Ons (PMKI) dan salam4jari adalah sebuah hikmah. Begitu juga antara saya dan Chozinnya Anies. Kami melihat sesuatu dalam pendekatan realistik, sedangkan kalian dengan pendekatan idealistik. Perbedaan pendekatan bukan berarti ada yang paling benar. Selama tujuannya untuk mendorong terwujudnya kekuasaan rakyat di atas oligarki, pendekatan yang diambil silakan saja. Kita harus demokratis.

Sedangkan kritik teknokratik model Agung Sudjatmiko berada pada level strategi/taktik. Menurut saya, peran negara untuk memperkuat ekonomi rakyat via koperasi adalah cita-cita bangsa. Sedangkan gerakan Bottom Up harus dikerjakan paralel. Disitulah peran Dekopin. Harus simultan.

Demikianlah penjelasan saya untuk teman-teman salam4jari, Chozin dan Agung Sudjatmiko. Selamat berjuang. Dukung Indonesia GelapMenjadiTerang.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
IDUL FITRI 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
IDUL FITRI 2025 WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2025 HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2025 HERMAN KHAERON
advertisement
Lainnya
Opini

Presiden Trump dan Perang Tarif

Oleh Andi Rahmat, Anggota DPR RI 2004-2009/2009-2014
pada hari Kamis, 10 Apr 2025
Sebetulnya tidak ada yang aneh dari perilaku kebijakan ekonomi Presiden Trump. Penggunaan instrumen tarif sebagai alat proteksionisme perdagangan sudah sering dipergunakan oleh beberapa Presiden ...
Opini

Tarif 84 Persen, Dunia pun Tertawa

Di dunia politik internasional, ada momen-momen bersejarah yang membuat kita tertawa, seraya bertanya: "Ini nyata atau cuma episode tambahan dari acara komedi situasi?" Dan saat ini, ...