Profil
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Selasa, 21 Jul 2015 - 23:02:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Bertarung Pilkada, Chusnunia Siap Mundur dari DPR

7Chusnunia-Chalim-Asli-1_1437493691543.jpg
Chusnunia Chalim, Anggota DPR Fraksi PKB (Sumber foto : Istimewa)

LAMPUNG TIMUR (TEROPONGSENAYAN)--Memilih bertarung dalam Pilkada memperebutkan kursi Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim siap mundur sebagai anggota DPR. Dia mengaku siap dengan segala resikonya.

"Ya sudah siap. Kalau mengambil keputusan pasti harus dijalani dengan total. Apalagi ini untuk kepentingan rakyat atau masyarakat Lampung Timur, saya siap maksimal," ujar Chusnunia Chalim di Lampung Timur, Selasa (21/7/2015).

Anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa ini mengaku niatnya mengikuti Pilkada yang akan digelar pada 9 Desember 2015 bukan semata ingin mengincar kursi Bupati Lampung Timur. Namun lebih agar bisa berbuat banyak untuk daerah ini.

"Saya mencalonkan ini bukan karena ingin menjadi bupati, tapi karena ingin berbuat lebih baik untuk masyarakat, khususnya masyarakat Lampung Timur," kata Chusnunia, anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung II ini.

Menanggalkan jabatan sebagai anggota DPR bagi anggota Komisi X DPR RI bukan hal yang berat. Apalagi jika untuk kepentingan rakyat. "Apa pun risikonya karena ini pertarungan untuk rakyat, pasti saya lakukan," ujar dia.(ris/ant)

tag: #lampung timur  #chusnunia  #pilkada  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Perjuangan Tan Malaka: Dari Soviet, Vietnam, hingga Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Rabu, 05 Feb 2025
Tan Malaka adalah sosok revolusioner yang tidak hanya bergerak di medan perang fisik, tetapi juga di ranah pemikiran dan strategi politik. Setelah bertahun-tahun berkelana di luar negeri, termasuk di ...
Profil

Otto Iskandar di Nata: Perjuangan Si Jalak Harupat dalam Menegakkan Keadilan

Bandung, 1920-an—Langit mendung menggelayut di atas perkampungan petani di Pekalongan. Di sebuah balai desa yang sederhana, puluhan petani berkumpul dengan wajah penuh kecemasan. Mereka bukan ...