JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Penyerangan dan pembakaran mushala di Tolikara Papua pada Jumat (17/7/2015) terus menuai reaksi. Apalagi pembakaran mushala tersebut dilakukan di saat umat Islam melakukan shalat Idul Fitri 1436 H.
Kini beberapa hari setelah peristiwa itu, muncul berbagai isu. Di antaranya adalah adanya peraturan daerah (Perda) di Tolikara yang melarang umat Islam mendirikan masjid. Perda tersebut dinilai diskriminatif terhadap agama tertentu.
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M. Da’I mengatakan bahwa dengan peristiwa tersebut semakin jelas bahwa Islam merupakan agama paling toleran, dibanding agama-agama lainnya.
“Tidak ada agama yang mengajarkan toleransi dengan sempurna, tidak ada umat yang paling toleran sepanjang sejarah manusia, kecuali Islam dan umatnya,” ujar KH Athian beberapa waktu lalu.
Ia menggambarkan bagaimana toleransi di Indonesia, dimana Islam merupakan agama yang dipeluk penduduknya. Hal ini kata dia, berbeda dengan Negara-negara atau wilayah dimana Islam menjadi agama minoritas.
“Lihat saja, bagaimana nasib minoritas muslim di sejumlah negara. Jangankan memperoleh haknya, bahkan mereka habis dibantai seperti yang pernah terjadi di Bosnia, Chechnya, kemudian Moro, Patani, Myanmar, dan lainnya,” jelasnya.
Bahkan meskipun di Indonesia masih mayoritas pun, di beberapa wilayah, Islam masih berupaya untuk dikucilkan.
“Itu terjadi di Ambon, Poso, dan kini di Tolikara, Papua,” jelasnya. (iy)