JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus anjlokhingga menembus angka Rp. 14.006 per dollar AS. Padahal pada akhir pekan kemarin nilai tukar rupiah masihdi level Rp. 13.940 per dollar AS.
Menanggapi kondisi tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan mengenai pelemahan rupiah tak lepas dari kondisi global yang sedang dalam ketidakpastian dan perlu diwaspadai.
"Mengenai rupiah saya mengikuti dengan seksama. Saya lihat bahwa hal ini tidak bisa di pisahkan dari perkembangan dunia. Dunia memang kondisinya betul-betul penuh dengan ketidakpastian," kata Agus usai RDP dengan Komisi XI di DPR, Jakarta, Senin (24/08/2015).
Selain itu, Agus mengatakan hari ini pelaku-pelaku pasar modal di dunia hampir semuanya melepas sahamnya dan itu berdampak pada Indonesia.
"Jadi saya ingin sampaikan kondisi dunia memang sedang dalam ketidakpastian," ujarnya.
Lebih lanjut Agus menjelaskan pembahasan dalam rancangan anggaran tahunan BI 2016 memasukkan unsur utama tentang kondisi Amerika dimana ada kecendrungan ekonomi membaik dan kenaikan tingkat suku bunga serta kondisi Tiongkok.
"Dua utama itu yang kami angkat. Sebetulnya masih ada lagi seperti harga komoditi yang cenderung turun, harga minyak juga turun dan juga kekhawatiran orang melihat ekonomi Indonesia khususnya di bagian pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Untuk itu, kata Agus, perlu adanya respon dari pemerintah dan pelaku usaha untuk menekan nilai tukar.
"Sekarang ini adalah kondisi yang under value. Karena sudah under value tentu perlu ada respon bersama untuk meyakini ini tidak bisa terus dibiarkan. Namun kami undang khususnya kepada para eksportir, ini sudah saatnya melepas valuta asingnya untuk terjadi supply and demain yang berimbang hingga tekanan pada nilai tukar yang tidak perlu ya tidak perlu terjadi," tandasnya.
Agus menegaskan bahwa BI sesuai dengan amanat akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Namun kondisi dunia memang perlu kita waspadai," tandasnya. (iy)