JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Komisi XI akan memanggil Menteri Koordinator Ekonomi, Keungan dan Industri Darmin Nasution ke DPR untuk membahas solusi masalah ekonomi.
Selain itu, Komisi XI juga akan mengundang Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bappenas.
"Kita akan menghadirkan Menko ekuin, Bappenas, OJK, dan BI untuk bahas solusi pemerintah terhadap pelemahan rupiah yang terus berkelanjutan. Memang di asumsi makro kita, nilai tukar rupiah untuk APBN Rp. 13.400 rupiah dari US dollar. Tapi kenyataan sekarang mencapai Rp. 14.000," kata Anggota Komisi XI Nurdin Tampubolon dari Fraksi Hanura di Nusantara II DPR RI Jakarta, Selasa (25/08/2015).
Lebih lanjut Nurdin mengatakan, yang paling penting dilakukan pemerintah sekarang adalah bagaimana mengatasi defisit. Menurutnya, defisit perdagangan menjadi salah satu faktor utama dari pelemahan rupiah.
"Artinya dollar yang keluar dari Indonesia lebih banyak daripada dollar yang masuk. Jadi misal, kita ekspor di rencanakan tahun 2016 hanya 1700/1800 triliun rupiah. Sementara import kita mencapai 2.000 triliun, jadi kita defisit 200-300 triliun rupiah. Akibat dari itu dollar kita akan semakin sedikit karena keluar terus," terangnya.
Tak hanya itu saja lanjut Nurdin, belum lagi ada eksportir nakal yang memarkir dollarnya di luar negeri atas hasil ekspornya.
"Nah pemerintah sekarang harus berani mengambil kebijakan menarik dollar yang diparkir oleh para konglomerat di luar negeri itu akibat hasil ekspornya dan juga berani melakukan penekanan impor untuk menurunkan defisit ini," tandasnya.
Ketua Fraksi Hanura di DPR ini pun menekankan agar pemerintah harus mencari kunci bagaimana mengurangi defisit dan mmmbuat defisit menjadi surplus.
"Selama kita mengalami defisit nilai tukar rupiah akan berkelanjutan untuk melemah," ujarnya.
"Ini yang dikhawatirkan maka kita undang Menkoekuin, Bappenas, Menkeu, BI, OJK dan instansi terkait membahas apa aksi nyata yang mereka lakukan untuk menurunkan impor dan menaikkan ekspor sekaligus memperbaiki nilai tukar rupiah kita." (iy)