JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Banyaknya masyarakat pengguna jasa ojek online di Ibu Kota, berimbas pada bertambahnya jumlah pengemudi ojek yang berhenti atau mangkal di pinggir jalan-jalan Ibu Kota untuk menunggu dan mengangkut pelanggannya.
Kehadiran jasa ojek online, utamanya Go-Jek, dinilai cukup membantu masyarakat dalam mengatasi kemacetan di Kota Jakarta.
Namun, ulah pengemudi yang sering mangkal sembarangan di bahu jalan atau trotoar tersebut membuat lalu lintas terganggu. Apalagi tidak jarang pengemudi ojek tersebut ngetem secara berkelompok di trotoar jalan, sehingga hal tersebut juga mengganggu lalu lintas pejalan kaki.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Andri Yansyah menyatakan, pihaknya akan melakukan penertiban kepada para pengemudi Go-Jek agar tidak lagi mangkal sembarangan.
Menurut Andri, para komunitas Go-Jek mulai hari ini tidak boleh lagi menunggu penumpang di bahu jalan, tetapi harus masuk ke area lingkungan atau di gang perkampungan.
"Tadi saya sudah kasih tahu Nadiem (CEO Go-Jek), pokoknya Go-Jek tidak boleh lagi mangkal sembarangan," kata Andri di ruang kerjanya di kantor Dishub DKI, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
"Peringatan ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat yang merasa resah akibat banyaknya pengemudi ojek yang mangkal di trotoar maupun bahu jalan," katanya.
Menurutnya, Dishub DKI sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan persoalan pengemudi ojek yang mangkal selagi mereka tidak mengganggu dan meresahkan masyarakat.
"Makanya Nadiem kita panggil, kita ingin dengar komitmen dia yang dulu bilang Go-Jek enggak perlu mangkal, katanya cukup di rumah saja," ungkapnya. (mnx)