Opini
Oleh Agus Eko Cahyono pada hari Kamis, 27 Nov 2014 - 13:38:03 WIB
Bagikan Berita ini :
Harga Kebutuhan Pokok Pasti Naik

Sabda : Alasannya Selalu Klasik Alihkan Subsidi ke Sektor Produktiv

17Sabda.jpg
Sabda M Holil (Sumber foto : twitter.com)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Salah satu alasan Pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Karena beban subsidi terlalu besar, sehingga memberatkan APBN.
"Pengalihan subsidi BBM ini sudah menjadi alasan klasik untuk meredam rakyat," kata Koordinator Pusat Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (Korpus-FL2MI), Sabda M. Holil kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis, (27/11/2014).

Namun begitu, Sabda mengaku subsidi memang harus dialihkan pada sektor produktif, terutama yang berhubungan langsung dengan masyarakat bawah, seperti sektor pertanian.

Namun saat ini, kata Sabd lagi, terjadi salah sasaran pada subsidi BBM. Sehingga beban subsidinya terlalu besar. Dampaknya terjadi pembengkakan terhadap APBN. "Akibat semua ini memang akan menghambat pada pembangunan infrastuktur, termasuk listrik, kesejahteraan nelayan dan lain-lain," tambahnya

Hanya saja, Sabda mempertanyakan aoakah kenaikan harga BBM bisa meminimalkan pemborosan. "Padahal Indonesia kaya dengan energi, lantas ke mana saja energi itu," terangnya seraya mempermasalahkan soal BBM itu.

Masalahnya, lanjut Sabda, kenaikan harga BBM itu menyangkut hidup masyarakat banyak. "Harga kebutuhan pokok, otomatis akan naik dan pemerintah hanya bisa menduga-duga saja,"tegas dia.

Menurut Sabda, program bantuan sosial lewat "kartu sakti" masih menjadi polemik di DPR. "Itu hanya langkah jangka pendek sebagai upaya menambal beban masyarakat," ucapnya

Lebih jauh Sabda mendesak agar pemerintah segera memperbaiki mekanisme distribusi BBM agar tepat sasaran. Hal ini tidak hanya berefek pada soal tranportasi saja, tetapi pada soal produktivitas rakyat. "Kenaikan harga BBM jelas memicu harga barang-barang naik dan mahal," tuturnya.

Sabda menegaskan gara-gara kenaikan harga BBM, maka para buruh dipastikan bingung mencukupi kebutuhan sehari-hari. (ec)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #LSM  #Mahasiswa  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Abolisi dan Amnesti: Jalan Menuju Rekonsiliasi Nasional dan Kebangkitan Ekonomi

Oleh Ariady Achmad dan Team teropongsenayan.com
pada hari Selasa, 05 Agu 2025
Pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi kepada Thomas Lembong oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah sekadar keputusan politik biasa. Sebagaimana ditegaskan oleh Haris Rusly Moti, ...
Opini

Selesaikan Polemik Ijazah Presiden Jokowi dengan Transparansi, Bukan Kriminalisasi

Polemik soal keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, telah berulang kali mencuat dan menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Sebuah persoalan yang sebenarnya bisa selesai ...