Menjelang dua (2) tahun jadi presiden, Jokowi kian menunjukkan inkonsistenannya, termasuk melanggar janji-janji kampanyenya. Sebagai orang yang jadi pendukung dan sekaligus kampanye (orasi) terbuka untuk kemenangan pasangan Jokowi-JK, saya pun merasa sangat malu hati. Coba perhatian kebijakan-kebijakannya selama ini.
Pertama, terkait penggusuran pemukiman warga di Ibukota yang dilakukan oleh Ahok (figur) yang ditopangnya kuat. Bandingkan dengan pidato-pidato kampanyenya yang videonya terus beredar di media sosial hari-hari ini. Ini (kampanye itu) nyata sebagai kebohongan terbuka.
Kedua, pengangkatan sebagian Menteri melalui reshufle termasuk pengangkatan pejabat setara Menteri. Pada awal seleksi calon Menteri, KPK difungsikan untuk memberi catatan pada nama-nama calon Menteri yang masuk daftar. Dan KPK pun memberi catatannya dengan tiga kategori: tanpa stabilo, stabilo kuning, dan stabilo merah.
Dua kategori terakhir, apalagi stabilo merah, langsung dicoret, karena dianggap sangat bermasalah dari rekor sumber-sumber keuangan pribadinya, termasuk di dalamnya pemilik rekening gendut. Tapi sekarang...wah, Jokowi sudah tak peduli, main angkat saja siapa yang dikehendakinya.
Ketiga, meskipun belum dilakukan, Jokowi dikabarkan sudah beri isyarat mengangkat lagi Archandra Tahar (AT) untuk posisi Menteri ESDM. Padahal sudah dihentikan karena yang bersangkutan terbukti sudah jadi warga negara AS.
Jika Jokowi mengangkat kembali AT maka bukan saja sama dengan menjilat ludahnya yang telah dibuangnya, melainkan juga akan memberi posisi yang secara moral sudah tak memiliki integritas, karena AT jelas-jelas tak jujur atau berbohong atas status kewarga negaraannya.
Keempat, kebijakan reklamasi pantai Jakarta (pulau G) yang plin plan. Sbelumnya sudah dinyatakan batal, tapi sekarang, setelah ganti Menteri, eh..mau dilakukan lagi. Ini sama saja dengan main-main dalam mengelola negara.
Kelima, kebijakan Jokowi yang terlalu memberi ruang besar untuk masuknya modal asing, khususnya dari Cina berikut tenaga kerjanya. Negara Indonesia yang besar ini boleh jadi akan kian dikangkangi oleh kekuatan asing, SDA-nya akan terus dieksploitasi oleh para pemodal asing.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #