Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Minggu, 09 Okt 2016 - 20:06:05 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat Ingatkan Kapolri tak Takut atau Pengadilan Jalanan Akan Hakimi Ahok

63amirhamzah.jpg
Amir Hamzah (Sumber foto : Dokumen TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Kebijakan Publik Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah menantang Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk membuktikan konsistensinya akan menindak siapapun yang menggunakan isu SARA dalam Pilkada 2017.

Menurutnya, kali ini Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), secara serampangan menyebut ayat suci Al-Qur'an digunakan untuk membodohi umat Islam, saat berdialog dengan warga Kepulauan Seribu, pekan lalu.

"Kapolri harus konsisten dengan pernyataannya soal SARA. Ahok harus ditindak tegas. Sekarang pertanyaannya, apakah berani Kapolri tindak Ahok," kata Amir saat dihubungi TeropongSenayan, Jakarta, Minggu (9/10/2016).

Amir mengaku khawatir, apabila masalah ini dianggap sepele oleh Kapolri, maka pengadilan jalanan yang akan menghukum Ahok.

Amir juga menyinggung Tito yang sebelumnya mengangkat dan membesar-besarkan isu SARA agar agar umat di negeri ini tidak memakainya sebagai dasar bertindak.

Seakan-akan SARA, dianggap virus yang jahat dan Iblis yang terkutuk. Sedangkan gantinya‎ adalah demokrasi dan kebebasan.

Lebih jauh, Amir menjelaskan, Ahok selama ini juga kerap kali mencibir isu SARA sebagai primordial, sektarian dan segala yang buruk.‎ Tetapi, justru Ahok pula yang melempar isu SARA sehingga menyulut amarah umat Islam.

"Ahok mau bilang, '‎umat Islam jangan mau dibodohi dengan menjadikan ayat suci Al-Quran sebagai dasar tindakan, khususnya dalam politik (Pilkada DKI) nanti. ‎Ahok tahu, bahwa dalam SARA itu termasuk agama Islam, syariah Islam, Al-Qur'an, Allah SWT dan Rasulullah SAW," ‎jelas Amir.

Menurut Amir, penyataan tersebut lantaran Ahok sadar betul bahwa dia pasti habis bila rakyat Jakarta memilih gubernur atas dasar agama dan ayat suci Al-Qur'an.

"Karenanya, bagi Ahok itu harus sedini mungkin dicegah, dengan berkedok demokrasi, anti SARA, jangan bawa-bawa agama dan seterusnya," beber AmiR.

"Muslim memilih pemimpin muslim adalah demokratis sekaligus agamis. ‎Muslim tidak memilih Ahok juga demokratis sekaligus agamis. ‎Jadi, tidak ada yang dinodai dalam berdemokrasi. ‎Apa salahnya umat Islam mendasari pilihannya dengan agama dan kitab suci yang diyakininya?," ujar Amir.‎

"Ingat, menjadikan Islam sebagai dasar berdemokrasi dan memilih pemimpin sungguh dibenarkan oleh prinsip demokrasi itu sendiri, dan juga dilindungi oleh UU dan konstitusi, bahwa setiap warga ," tegas dia.

Amir menegaskan, bahwa Negara menjamin setiap warga negara memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.‎

Selain itu, kebebasan beragama serta berkeyakinan juga merupakan salah satu hak asasi manusia yang bersifat mutlak.

Hal itu tertuang dalam Pasal 28E ayat (1) yang menyatakan, 'Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya….” dan Pasal 28E ayat (2) berbunyi, "Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya'.

Selain itu, kebebasan beragama juga diatur dalam Pasal 29 ayat (2) bahwa, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu'.

"Nah, sekarang pertanyaannya, kok Ahok berani-beraninya bilang umat Islam 'dibodohi' dengan surat Almaidah ayat 51?. Jangan mentang-mentang dekat dengan Jokowi, lantas ngomong seenaknya," pesan Amir.

Sekadar diketahui, Jumat (23/9/2016) lalu, Kapolri berharap Pilkada dapat berjalan lancar. Dia mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk tidak menggunakan isu SARA.

"Jangan gunakan cara-cara menghalalkan segala cara ya termasuk kekerasan dan lain-lain. Tidak perlu juga ada isu-isu yang black campaign seperti masalah suku, agama, ras, kita semua sama," ujar Tito.

Menurut Tito, proses demokrasi dalam Pilkada DKI 2017, harus lebih mengedepankan kepada program kerja para kandidat calonnya tersebut.

"Tolong masalah isu-isu yang sensitif enggak usah diangkat. Lebih baik lihat calon berdasarkan kinerja," cetus Tito.

Sejak Rabu (5/10/2016), publik dihebohkan dengan beredarnya video youtube berjudul 'Ahok: Anda Dibohongi Al-Quran Surat Al-Maidah 51'.

Dalam video tersebut, Ahok terlihat mengatakan, "Bapak Ibu ndak Bisa memilih Saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa?Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu.Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih Ahok." (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...