Profil
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Selasa, 13 Jan 2015 - 07:50:33 WIB
Bagikan Berita ini :

Dengan Nomor Sepatu, Endang Srikanti Melintasi Dapil Neraka

87endang.jpg
Endang Srikanti Handayani (Sumber foto : Syamsul Bachtiar)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) –Diantara anggota DPR di Senayan, bisa jadi Endang Srikanti Handayani yang bahagianya berlipat-lipat. Betapa tidak, dia lolos ke Senayan dari daerah pemilihan (dapil) terpanas, Jawa Tengah V. Bahkan ada yang menyebut dapil neraka.

Di Dapil V Jateng yang meliputi Surakarta, Boyolali, Klaten dan Sukoharjo ini, Endang pun merupakan calon anggota legislatif nomor 8, atau nomor urut paling bawah dari Partai Golkar. Orang bilang nomor penggembira karena dapat nomor urut sepatu.

Pesaingnya sungguh tidak main-main, para tokoh nasional dan pesohor yang sudah dikenal masyarakat seperti Puan Maharani, Ario Bimo (PDIP), Angel Lelga (PPP), Murti Sari Dewi dan Mahendra Datta (Gerindra), Gray Koes Moertiyah (Demokrat), Teguh Samudera (Hanura). Belum lagi tokoh-tokoh lokal yang sangat populer di dapil ini.

Tapi itulah hidup yang menjadi rahasia Tuhan, berada di nomor sepatu dan bersaing dengan tokoh nasional ternyata bisa membuat Endang lolos menjadi wakil rakyat. Dibanding para penyohor itu, dia bukanlah siapa-siapa, tapi kalau Tuhan berkehendak siapa yang bisa mengganggu.

Terjun ke politik praktis setelah ‘urusan’ rumah beres. Mungkin itu yang membuat Tuhan mengabulkan doanya hingga menjadi wakil rakyat. Selama ini dia berprofesi sebagai advokat dan juga kurator, begitu juga suaminya. Dia sudah bercucu empat, dua anaknya, satu jadi hakim dan satu lagi menjadi kurator. Itulah makanya dia menyebut urusan rumahnya sudah selesai.

“Saya sudah menekuni profesi ini puluhuan tahun dan sekarang sudah mulai diteruskan anak-anak," kata nenek empat cucu ini bersemangat.

Antara hukum dan politik, menurutnya tidak jauh berbeda. Sebagai bagian dari penegak hukum dia selalu berusaha mendudukkan persoalan sebagaimana aturan main untuk membela kliennya. Sedangkan sebagai wakil rakyat kini dia harus memperjuangkan seluruh konstituen yang di wakili di daerah pemilihannya. Bahkan lebih luas lagi seluruh rakyat Indonesia.

Perbedaan mendasar dari dua profesi yang ditekuni, kata dia, kalau dulu dia menjalankan UU sekarang menjadi bagian dari pembuat UU. “Ya mudah-mudahan pengabdian saya sesuai harapan masyarakat yang memilih saya,” kata anggota Komisi VIII DPR ini pada TeropongSenayan di sela pembukaan masa sidang ke-2 DPR, Senin (12/1).

Terpilih sebagai anggota DPR sepertinya sudah menjadi garis hidupnya. Dia menyadari, kini tidak lagi bisa disebut politisi muda. Tetapi ini hanya soal pola pikir, belum tentu yang muda dinamis, yang tua pun bisa dinamis bahkan mungkin lebih sistematis karena sudah terlatih.

Di sela kesibukannya, untuk mejaga kebugaran Endang tidak lupa berolahraga. Selain itu juga mengatur pola makan yang sehat. Sejak 10 tahun lalu dirinya sudah menjadi vegan. Dia menghindari makan makanan hewani terasuk susu dan telur.

“Olahraga saya menyesuaikan usia, seperti jalan santai. Selain itu juga rutin yoga,” kata penyuka pakaian yang bernuansa etnik terutama batik terutama batik motif Parangtritis.

Saking gandrungnya pada pakaian batik, dia sampai-sampai punya koleksi yang jumlahnya tidak terhitung lagi. “Wah banyak mas, tidak kehitung lagi,” ujarnya.(ss)

tag: #dapil  #sepatu  #endang  #srikanti  #handayani  #neraka  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Nata Irawan, Anak Pasar yang Pernah Jadi Pj. Gubernur

Oleh Aris Eko
pada hari Jumat, 15 Sep 2023
TEROPONG SENAYAN-- Lahir dari orang tua asal pelosok desa di Lampung dan lekat dengan kehidupan keras di pasar di Jakarta bukan menjadi halangan bagi remaja Nata Irawan meniti karir dan kehidupan. ...
Profil

Forum FIP-JIP dan Peta Jalan Pendidikan 318

Pada 9-11 November 2021, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Forum Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP) dari seluruh Lembaga Pendidikan ...