JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno menyebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini terkesan ingin memarjinalkan peran RT/RW.
Padahal, kata Sandi, peran RT/RW bisa menjadi ujung tombak utama dalam mengawasi gerak-gerik warga.
"Kalau kita lihat, Pemprov sekarang kan seakan-akan ingin memarjinalkan RT/RW, padahal RT/RW yang paling baik untuk menangkal radikalisme, terorisme," kata Sandiaga usai menghadiri Maulid dan Majelis Taklim di Jalan Kebon Nanas Selatan II, Kelurahan Cipinang Cipedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016).
Pihak RT/RW, kata Sandiaga, sangat mengenal warga di lingkungannya. Pencegahan radikalisme dan terorisme pun sejatinya bisa dimulai dari pengawasan RT/RW.
"Karena RT/RW mengurus warga semenjak lahir sampai wafat. Jadi dia tahu banget warganya siapa dan bagaimana," ujar Sandi.
Sementara, mengenai banyaknya RT/RW yang menolak Aplikasi Qlue yang menjadi program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini, Sandiaga menilai, lantaran komunikasi yang diterapkan Pemprov tidak berjalan dengan baik.
Karenanya, dirinya dan Anies Baswedan, akan memperbaiki pola komunikasi di ibukota jika terpilih memimpin DKI Jakarta lima tahun ke depan.
"Karena pemimpin yang sekarang ada masalah dengan komunikasi. Dia (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama) tidak bisa berkomunikasi dengan baik sehingga akhirnya forum RT/RW yang sebetulnya tidak semuanya menolak Qlue sudah antipati," ungkapnya.
Aplikasi Qlue, lanjut Sandi, merupakan bentuk atau sistem pelaporan yang disesuaikan dengan teknologi digital saat ini. Namun, teknologi tersebut justru dilakukan dengan memotong dana operasional RT/RW. "Kita akan pastikan sosialisasinya baik, dan akhirnya nanti mudah-mudahan penggunaan aplikasi itu menghasilkan insentif tambahan daripada operasional yang mereka (RT/RW) terima," tandasnya. (plt)