JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Direktur PT Freeprot Maroef Sjamsoeddin berjanji untuk menyelesaikan pembayaran pembangunan smelter sebesar Rp 1,3 triliun. Uang ini merupakan cara pemerintah mengikat kesungguhan perusahaan membangun smelter.
"Ini salah satu nota kesepakatan tersebut. Kami sepakat untuk membayar kewajiban keuangan pembangunan smelter ini (kepada pemerintah-red)," ujar Maroef di gedung ESDM Jakarta, Minggu (25/1/2015).
PT FI berencana membangun smelter di Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan infratruktur sudah memadai. Hanya saja, rencana ini terus tertunda. Sehingga mengajukan permintaan kelonggaran kepada pemerintah.
Menurut Maroef, PTFI akan terus berupaya untuk dapat terus memberikan manfaat, bahkan nilai tambah, secara berkelanjutan untuk masyarakat Papua. Hanya saja pembangunan smelter memang tidak dilakukan di Papua.
Selain menyepakati untuk membangun smelter, Maroef mengungkapkan PT FI akan terus memperhatikan karyawan asal Papua. "Kita akan perhatikan karyawan PT Freeport asal Papua yang kurang lebih 13 ribu saat ini," katanya.
Selain membangun smelter, lanjut Maroet, PT Freeport berencana menginvestasi sekitar 15 miliar USD untuk pembangunan tambang bawah tanah, dengan proyeksi hingga 2041. Saat ini tambang bawah tanah sudah mulai beroperasi.(ris)