Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Senin, 08 Mei 2017 - 07:40:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Bukan Faktor Kekalahan, SARA Cuma Alasan Ahok...Cemen Sekali

37IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

LEHER saya pasti dijerat, bila Ahok menang. Untungnya nggak ya. Begitu kata beberapa teman. Bukan dua tiga kali saya mendapat informasi kalau nama saya masuk dalam daftar yang akan dihabisi. Sering banget. Nama Lieus Sungkarisma juga masuk.

Ada teman bilang, kalau saya diapa-apain, ngga bakal ada yang bela. Habib Rizieq, ulama dan mujahid balik badan. Jadi percuma. Begitu katanya.

Tapi saya nggak tega liat korban gusuran Ahok. Ada ibu-ibu gendong bayi. Anak-anak kecil bingung. Apa salah bapak, sehingga rumahnya harus dirobohkan. Hidup jadi simpang siur. Tidur nggak nyaman. Antri toilet. Kaum bapak tidur di emperan jalan. Itu schenary pasca Kampung Aquarium dibombardir deco-deco Ahok.

Saya juga berhitung, Ahok pasti kalah. Lawannya Anies Sandi. Sekali pun misteri masa depan di tangan Tuhan. Tapi saya optimis. Walau pun banyak relawan Abdi Rakyat loncat ke kubu AHY. Mereka bilang, Anies pait. Minta kaos aja susah. Logistik AHY semasif Ahok. Bagi-bagi jam tangan. Seragam relawannya pun mewah.

Di Anies Sandi, boro-boro. Kaos belang-belang. Ada produksi PKS. Desainya beda dengan Gerindra.

Saya bisa optimis, karena diam-diam relawan ASA, militan PKS, kader Gerindra, loyalis 08 kerja di bawah. Nggak berisik. Sekali pun banyak kelemahan, nggak dibayar, modal nekat, siang-malam berusaha membuka kesadaran masyarakat. Ahok berbahaya bagi demokrasi. Harus tumbang. Harus di-persona non grata dari arena politik. Selamanya. For good.

Sekali pun demikian, saya juga berpikir the worst scenario. Bila Ahok menang, saya berencana ke Hambalang. Jaga instal kuda Pak Prabowo. Toch, dia nggak kenal saya.

Mungkin Ahok tidak sejahat itu ke saya. Tapi para penjilat dan pencari muka di sekitarnya galak sekali. Biasa itu. Anjing herder pasti lebih galak dari tuannya.

Menang-kalah, biasa dalam politik. Tapi tampaknya, segelintir prohok menolak untuk move-on. Di Kalbar, kedatangan Kyai Sobri Lubis diserang. Publik menduga ini ada kaitannya dengan Pilkada DKI. Gubernur Kalbar adalah fungsionaris PDIP. Itu bikin prejudis semakin besar. FPI atau Kyai Sobri tidak pernah bikin onar. Tidak ada alasan diperlakukan seperti itu.

Kondisi ini sangat berbahaya. Bisa triger disintegrasi bangsa. Soal Ahok, sama sekali bukan masalah minoritas. Jadi pihak minoritas hendaknya tidak reaktif.

SARA bukan faktor kekalahan Ahok. Telak. Sampe beda dua (2) digit. SARA cuma alasan Ahok. Cemen sekali.

Ahok tumbang sepenuhnya disebabkan kekalahan stratak, kalkulasi dan metode. Dia dan timsesnya banyak bikin blunder. Wagub Djarot juga begitu. Pake peci-lah, buka warteg H. Jarot-lah. Macem-macem. Antipati publik semakin tinggi mendekati hari H.

Saya tau, kalah telak seperti ini tuh sakitnya di sini. Hati kaya dijebol rudal. Duwit banyak, berkuasa, pencitraan masif. Eep Saifulloh bilang Istana jadi posko pemenangan. Eh tetep kalah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
RAMADHAN 2025 H ABDUL WACHID
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
RAMADHAN 2025 M HAEKAL
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Impor Gula vs Penghuni Usus

Oleh Cak AT (Ahmadie Thaha)
pada hari Selasa, 11 Mar 2025
Ah, gula. Barang yang selalu dibela mati-matian oleh pemerintah, seolah-olah negeri ini tak bisa hidup tanpanya. Terbukti, meskipun dulu berjanji hendak mencapai swasembada, toh pemerintah tetap ...
Opini

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Indonesia punya segalanya: kekayaan alam melimpah, tenaga kerja murah, dan, tentu saja, kreativitas tanpa batas dalam urusan korupsi. Ambil contoh nikel. Tahun 2023, kita memproduksi 21 juta ton ...