Ada yang keliru dalam projeksi menumpas terorisme. Sekarang, Anti Terorisme terasa identik dengan Anti Islam. Dulu, Pa Harto menekuk teroris. Namun, tidak terasa ada spirit Anti Islam.
Mestinya, muslim dirangkul. Diajak berpartisipasi dalam "war on terror". Karena, terorisme itu bukan Islam.
Laporan FBI menyatakan 94% terrorist attacks di Amerika, antara 1980-2005, dirilis non-muslim. Di Eropa, ada sekitar 1000 serangan teror dalam 5 tahun terakhir. Kurang dari 2% dilakukan muslim. Sejak tahun 1970, terjadi 140.000 serangan teroris world-wide. Seandainya, semua terrorist attacks itu dilakukan muslim, maka itu pun hanya 0.00009 percent of all Muslims.
Stigmatisasi terhadap muslim dan Islam dilakukan secara masif. Bom panci dan bom ricecooker diidentifikasi sebagai Islamic terror. "Blame Islam" crowd (gerombolan Anti Islam) ada di seluruh dunia. Targetnya, mendeskreditkan Islam.
Salah satu 'Blame Islam' crowd tersohor adalah Steve Emerson. Dia mengklaim diri (self-described) sebagai “expert on terrorism”. Dia bilang, 480 juta dari 640 juta muslim "support the notion that it’s okay to bomb the World Trade Center."
British Prime Minister David Cameron memaki Emerson sebagai “clearly a complete idiot". Pasalnya, Steve Emerson langsung ngetop setelah menyatakan Birmingham sebagai "no-go zone" bagi non muslim. Selain itu, dia sebar hoax yang bilang Polisi Syariah London memukuli siapa saja yang tidak memakai pakaian muslim.
Umumnya, para propagandis Anti Islam ini adalah aktifis NGO. Selain Anti Islam, mereka juga rasis. Misalnya Ann Corcoran, pendiri Refugee Resettlement Watch+ (RRW).
Corcoran punya link dengan "white nasionalist" Jared Tylor (editor American Renaissance). Bagi kedua aktifis NGO ini, black people adalah “retrograde species of humanity". Keduanya adalah strong supporter anti-Muslim ekstrimis seperti Marine Le Pen dan Geert Wilders.
Faktanya, terutama di Indonesia, muslim dan Islam bukan komunitas violence. Tapi tetap saja, para Islamophobic ini tidak mau terima. Suatu kali, Albert Einstein bercanda dengan mengatakan, “If the facts don’t fit the theory, change the facts.”
Faktanya, di Amerika, kelompok teroris lokal adalah non-muslim. Alpha 66 and Omega 7 adalah organisasi exile Cuba anti Castro. The Army of God (AOG) adalah kelompok ekstrimis Kristen yang menyerang klinik aborsi dan LGBT. The Phineas Priesthood (Phineas Priests) punya perjuangan mengembalikan identitas Kristen. Mereka menentang interracial sex, the mixing of races, homosexuality, aborsi dan menolak bayar pajak.
Aryan Nations (AN) is a white nationalist neo-Nazi organization founded in the 1970s by Richard Girnt Butler as an arm of the Christian Identity group. Di spektrum Marxist, ada Black Liberation Army, May 19th Communist Organization dll. Yahudi punya banyak kelompok teror. Salah satunya Jewish Defense League.
Gerakan mereka ganas, brutal dan deadly. Utah Territorial Militia, mormon, Paiute Native Americans melancarkan aksi yang dikenal sebagai The Mountain Meadows Massacre. Aksi ini menewaskan 120 orang.
Aksi-aksi seperti Los Angeles Times bombing, Wall Street bombing, Burning of Black Wall Street, Oklahoma City bombing, Wisconsin Sikh temple shooting dan lain sebagainya merupakan contoh agresi kelompok teror lokal yang marak di Amerika. And they are not moslems.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #