JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkesan santai menanggapi rumor tentang penyedotan data yang dilakukan tim pemenangan calon presiden Jokowi-JK, Luhut Binsar Panjaitan pada Pilpres 2014 lalu.
Komisionar KPU, Ida Budhiati mengatakan semua data tabulasi suara pilpres memang terbuka untuk umum. Bahkan, selama ini KPU menyediakan data untuk dapat diambil oleh siapapun, termasuk dana anggaran yang digunakan KPU.
"Data tabulasi suara memang terbuka untuk publik, tidak ada sedikit pun data yang tertutup" kata Ida di sela-sela Rapat Dengar Pendapat antara Komisi II DPR RI dengan Kemendagri dan KPU di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta (15/04/2015).
Ida justru mempertanyakan akurasi data tersebut. Sebab, sejauh ini pihaknya belum mendengar ada pihak yang menyatakannya secara resmi.
"Jika betul ada seperti itu, silakan berikan kepada kami bukti yang akurat," tantang Ida.
"Jadi yang mesti ditanya dulu apakah mereka hanya menyedot data, atau memanipulasi perolehan suara. Terus apa relevansinya dengan hasil pilpres," tanya Ida.
Ida juga memastikan bahwa seluruh data yang dimiliki KPU disediakan untuk diambil. Karena data KPU merupakan data terbuka untuk umum.
Ia menambahkan, sejak awal KPU sebagai penyelenggara pemilu dan pilpres berkomitmen untuk menyelenggarakan pesta demokrasi secara terbuka. Dengan demikian, mulai dari proses hingga data hasil pemilu dapat dilihat masyarakat umum tanpa terkcuali.
“Di KPU tidak ada data yang tidak terbuka. Dugaannya di mana mereka (sedot data atau memanipulasi data pilpres). Kan semua terbuka. Mulai dari panitia pemilihan kecamatan (PPK) sampai pusat, itu data semua orang bisa mengakses,” katanya.
Sebelumnya, beredar surat terbuka dari politikus Nasdem, Akbar Faizal ke Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho. Dalam surat itu Akbar menyinggung tentang adanya proposal Luhut Binsar Pandjaitan tentang upaya menyedot data KPU dalam Pilpres 2014, dengan cukup menempatkan mobil di depan kantor KPU. (iy)