Opini
Oleh ; Geisz Chalifah (Mantan Pengurus Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada hari Sabtu, 08 Sep 2018 - 01:59:12 WIB
Bagikan Berita ini :

Penutupan Asian Games

12GHEIZ.jpg.jpg
Geisz Chalifah (Sumber foto : Ist)

Dari kemarin saya mau menulis ttg ini tapi menahan diri krn agak malas didebat tanpa memahami yang saya maksud. Seolah olah setiap pendapat yang bukan pujian thd Asian Games langsung diasosiakan krn ga suka Jokowi. (Parah betul simplifikasinya.)

Saya tak melihat pembukaan Asian Games secara langsung. Tapi saya menonton penutupan Asian Games dari awal sampai akhir secara langsung di GBK.

Saya faham bahwa apapun kegiatan yg ada peran Jokowi maka tak boleh ada kritik sedikitpun.

Pokoknya acara Asian Games itu udah paling hebat sedunia dan tak ada cacatnya sedikitpun.

Siapapun orang lain tak ada yg bisa membuat acara lebih hebat dari itu. Setidaknya itulah pesan atau maklumat tersembunyi namun terasakan dgn nyata.

Berbeda pendapat soal itu maka siap2 dibilang: NYINYIR.

*Dengan resiko di bully sy ambil resiko itu.*

Asian Games berbiaya besar dampak baliknya secara ekonomi tentu sangat diharapkan.

Dua layar monitor besar terpampang di Gelora Bung Karno, gambar2 visual atlit berprestasi bulak balik menghiasi layar monitor, Juga wajah Presiden kita yang terhomat dan paling Mulia.

Panggung diisi oleh penyanyi dari satu lagu ke lagu lainnya, tak ubahnya konser musik.

Ada tiga panggung sekaligus tersedia diacara itu.

Lalu ada permainan lampu (Light Wash) juga visual dinamik dari panggung dengan LED Screen juga kembang Api sbg efek untuk menambah keseruan.

Saya sama sekali tak menyatakan acara Pembukaan Asian Games maupun Pentupan Asian Games itu Jelek.

*Catat bak baik dan saya ulangi. Saya tak mengatakan kedua acara itu jelek*.

*Bahkan saya mengatakan kedua acara Mewah dan Keren.*

Indonesia yang saya ketahui dari dulu juga selalu bagus untuk acara2 semacam itu. Sebut saja pembukaan Sea Games, PON, Anniversary Cup dll.

Sekarang saya mau bahas ttg acara penutupan Asian Games yg wah itu.

LED Screen diisi oleh konten multi Media. Selain menampilkan efek visual yang terlihat mewah adakah hal ttg Indonesia ada dalam visual yg ditampilkan?

Asian Games adalah acara internasional yang diliput oleh wartawan Int dan dimuat oleh ratusan tv lokal maupun Int.

Pertanyaan saya sedehana saja.

Dalam penutupan Asian Games itukontenMultimedia. Apa yang tampak disana selain permainan gambar warna warni, berupa pohon, bunga dan hiasan lain yg memang wah dari segi gambar, canggih dan mewah. Akan tetapi,

*Adakah wajah Indonesia dari Papua sampai Aceh didalam multimedia yang di tampilkan?*

Apa susahnya mengisi konten itu dgn pantai Aceh yang katanya luar biasa keren, apa susahnya mengisi multi media dgn konten lompat batu dalam budaya Nias. apa susahnya mengisi konten dgn dua orang sedang menari tarian minang. Apa susahnya menggali berbagai hal menarik dari kekayaan negeri ini, sulawesi, Maluku, atau gunung krakatau yg bila diambil dari jarak dekat gambarnya akan membuat orang yang melihat terpana. (Dunia mencatat ttg sejarah gunung itu.) apa susahnya memberi gambar2 WAJAH INDONESIA di situ. dengan efek visual yang dinamik dipadu dgn musik yang ditampilkan.

*Banyak hal bisa digali, bahan2nya tersedia dan terhampar. Dananya pun tersedia. Ahli multimedia anak negeri banyak sekali. Mereka bisa menggali dan menampilkan Keindahan Indonesia dgn canggih.*

Ini event Internasional yg diadakan di Jakarta.. duitnya ada, bahannya melimpah, waktunya mempromosikan Indonesia habis2an di Event yang tak datang dalam 10 tahun sekali bahkan 20 thn sekalipun belum tentu.

Saya tak anti dgn budaya pop, K Korea, atau India atau lagu syantik yang dangdut abiss itu sekalipun.

Selain lagu2 Pop hingga dangdut hadir dikonser musik penutupan Asian Games, Tapi tak ada satupun musik melayu, yang bisa dirangkai dgn tarian serampang dua belas disajikan dengan mewah, berikut visualnya yg saya sebutkan diatas.

Mmgnya kenapa kalau tak ada musik melayu? Seorang teman bertanya dgn sinis.

Agak kesal saya menjawab: Dgn bahasa melayu itulah maka eluh itu ketemu orang Ambon, ketemu orang minang, orang aceh ga perlu pakai penterjemah. Itu sumbangan Melayu thd negri ini, yg kita kenal menjadi bahasa Indonesia.

Memangnya kenapa kalau saya mepempertakannya, Apa pulasalahnya?

Semua orang menjadi bodoh dan dianggap tak faham dunia kreatif, hanya mereka pengagum Jokowi saja yang memahaminya.

Sedangkal itu nalar berfikirnya. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #asian-games-2018  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Bina(sakan) Judi

Oleh Ahmadie Thaha (Pengaruh Pesantren Tadabbur al-Qur'an)
pada hari Sabtu, 02 Nov 2024
Bayangkan kita hidup di sebuah negeri di mana kementerian yang seharusnya menjaga moral digital justru terlihat asyik bersenda gurau dengan para pelaku judi online (yang disingkat “judol” ...
Opini

Kerja Besar Bung Pigai : Menjadikan HAM Sebagai Panglima

Lugas dan tegas. Kadang cenderung over confidence. Namun mampu membangun simpati. Itulah kesan mengikuti Menteri Pembangunan HAM Natalius Pigai dalam rapat pertama dengan Komisi XIII DPR RI hari ...