JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua MKRI Pusat, Ratna Sarumpaet mengaku kecewa dengan keputusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia yang memenuhi undangan makan malam Presiden Jokowi di Istana Negara.
Keputusan tersebut dinilai tidak pantas, karena publik masih menganggap mahasiswa sebagai pilar penting yang bersih dan tak terkontaminasi oleh kepentingan apapun.
"Mahasiswa sekarang genit-genit. Saya dengar semalam anak BEM melenggang ke Istana makan malam bersama Jokowi," kata Ratna dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (19/08/2015).
Ratna mengatakan, meski tidak ada aturan yang melarang, tetapi mahasiwa dengan mengatasnamakan mahasiswa tidak elok masuk ke lingkarana kekuasaan.
"Bukannya makan malam dengan Jokowi tidak boleh, tapi kalau mereka mengatasnamakan dirinya BEM rasanya tidak elok," ujar Ratna dengan nada kecewa.
Alasannyaa kata Ratna, aktivis dikenal sebagai kaum terpelajar yang kritis dan anti-kompromi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
"Oleh karenanya, kalau kemarin mereka (BEM) bilang mau menyampaikan aspirasi melalui meja makan, menurut saya cara itu sangat tidak cerdas," cetus Ratna.
Seyogyanya, lanjut Ratna, aktivis sejati tidak mungkin mau dekat-dekat dengan pemerintah atau penguasa.
"Bagaimana mungkin mereka bisa mengkritik kalau enak-enakan duduk sambil makan malam. Jadi, Aktivis sejati tidak mungkin menyampaikan aspirasinya melalui meja makan," tambahnya.
Ratna juga yakin, bahwa mahasiswa yang dekat dengan penguasa bisa dianggap mahasiswa yang tidak tahu sejarah bangsanya.
Bagaimana mungkin generasi bangsa diharapkan meneruskan cita-cita pendiri bangsa. "Mereka mau meneruskan kemana kalau sejarah saja tidak tahu," sindir Ratna.
Sebagaimana diketahui, menjelang aksi besar-besaran tanggal 20 Mei besok, kemaren, Senin (18/05/2015) malam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia, dan organisasi kemahasiswaan lintas perguruan tinggi ke Istana. (iy)