Zoom
Oleh Ilyas pada hari Rabu, 20 Mei 2015 - 07:03:15 WIB
Bagikan Berita ini :

BEM Lacurkan Idealisme, Aksi 20 Mei Gagal Tumbangkan Jokowi?

73demo-mahasiswa.jpg
Demo mahasiswa (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Rencana aksi besar-besaran yang akan digelar 20 Mei 2015 diperkirakan hanya jadi seremonial tahunan. Aksi yang digaungkan sejak awal untuk menggulingkan rezim Jokowi-JK tersebut, diperkirakan tidak akan tercapai.

Hal ini setelah elit-elit organisasi mahasiswa, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terbelah. Bahkan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) cenderung berbeda jalan dengan BEM Nasional (BEM NAS).

Apalagi sejumlah Ketua BEM, antara lain dari UI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Parahyangan, Universitas Padjadjaran, Universitas Trisakti, dan Universitas Atmajaya sudah 'menikmati' Istana Negara kala bertemu Jokowi beberapa waktu lalu. Mereka makan bersama dengan Presiden.

Bahkan usai pertemuan tersebut, para Ketua BEM yang 'menikmati' kekuasaan bersama Jokowi tersebut, langsung menyatakan gagal melakukan aksi besar-besaran 20 Mei. Alasannya, karena pada hari tersebut, ada yang hendak menggulingkan Jokowi, yang mereka sebut sebagai 'penumpang gelap'. Hal ini dikemukakan Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman.

"Kami berbeda dengan pergerakan tahun '98 dan '66. Kami tidak ingin gerakan mahasiswa selalu dikaitkan dengan turunnya rezim. Kami ingin membangunkan presiden tentang persoalan di depan mata. Terlalu dini untuk mengeluarkan hal itu (pelengseran presiden)," kata Andi, beberapa saat usai makan malam dengan Jokowi.

Lacurkan Idealisme?

Spontan, langkah-langkah segelintir Ketua BEM yang menikmati makan malam dengan Jokowi tersebut menuai protes berbagai kalangan. Mereka dengan mahasiswa yang kini sudah bisa "dibeli" dengan kekuasaan.

Bahkan Ketua Presideum BEM Nusantara Syaifudin Ucok AlAyubi menuding ada keanehan dengan kelakuan dan tindakan beberapa Ketua BEM yang tergabung dalam BEM SI dan sejumlah ketua organisasi mahasiswa yang menghadiri makan malam dengan Jokowi Istana. Sebab selama ini, mereka termasuk yang paling keras mengkritik pemerintahan Jokowi, bahkan berencana melakukan aksi 20 Mei untuk menggulingkan Jokowi.

"Ada apa dengan mereka (BEM SI). Menyuarakan aksi besar-besaran sejak awal untuk mengkritisi pemerintah, tetapi diundang makan datang," kata Syaifudin kepada TeropongSenayan di Jakarta, (19/5/2015).

Syaifudin mengaku curiga undangan Presiden Jokowi yang dihadiri para ketua-ketua BEM dan ketua organisasi mahasiswa menjadi forum kompromi. Ia menyatakan aksi 20 Mei yang diembuskan mereka sejak dari awal hanya strategi untuk mencari perhatian presiden agar diajak masuk menjadi bagian dari kepentingan kekuasaan.

‎"Kami menganggap mahasiswa yang diundang makan oleh Jokowi ke Istana itu sudah melacurkan idealisme sebagai aktivis pergerakan demi sesuap nasi. Malu-Maluin aja," ujarnya.

Bagaimana menurut Anda tentang gerakan mahasiswa 20 Mei ini? Mampukah mengubah kebijakan-kebijakan Jokowi yang masih banyak menyengsarakan rakyat? (iy/b5)

tag: #demo mahasiswa  #jokowi diminta turun  #bem  #idealisme mahasiswa  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...