JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Suara-suara sumbang terus mencuat terutama terkait pertemuan sejumlah anggota Komisi VII DPR RI dengan Dirut Pertamina di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (28/05/2015). Sebab pertemuan tersebut bagi sejumlah kalangan dianggap tidak transparan.
Pengamat politik Hendri Satrio bahkan menganggap pertemuan tersebut tidak pantas dilakukan di luar gedung DPR. Apalagi di saat publik mengharapkan transparansi.
"Harusnya pertemuan terkait penyelenggaraan negara di kantor atau panggil secara resmi Dirut Pertamina ke DPR," kata dia di Bakoel Koffie Jakarta, Minggu (07/06/2015).
Selain itu, lanjut dia, setiap pertemuan apapun harusnya dibuka ke publik agar tidak menimbulkan kecurigaan di tengah publik.
"Harusnya dikomunikasikan sama masyarakat terkait pertemuan tersebut," tandas dia.
Apa pun alasannya, kata dia, pertemuan tersebut patut diduga sudah menyalahi etika.
"Dari etika enggak benar kalau pun mereka katakan pertemuan di antara teman tapi jabatan mereka selaku anggota DPR kan melekat, susah juga kalau bilang pertemuan karena pertemanan," ketus dia.
Pertemuan akan dianggap wajar sepanjang untuk kemaslahatan umat. Oleh karenanya, isi pertemuan tersebut harus dibuka ke publik.
Selama ini, lanjut dia, image anggota DPR di tengah publik juga kurang memuaskan. Jadi sebaiknya anggota DPR menghindari hal-hal yang akan menimbulkan kecurigaan publik apalagi melakukan pertemuan tersebut.
"Kalau dari hasil survei kan tingkat kepuasan masyarakat kepada anggota DPR itu di bawah 50 persen, bahkan tingkat kepuasan rakyat terhadap penyaluran aspirasi sampai 70 persen tidak puas. Survei itu dilakukan di Jabodetabek dengan metode tatap muka kepada sebanyak 450 orang," jelas dia. (iy)