JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Penggusuran paksa pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas adalah upaya Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) untuk menggandeng PT Sinar Sosro atau Rekso Group untuk mengelola Lenggang Jakarta. Ahok dinilai lebih memihak perusahaan raksasa ketimbang pedagang kecil.
Hal ini seperti disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun kepada TeropongSenayan, Minggu (21/6/2015).
“PKL ini diusir dari kawasan Monas karena kehadiran Lenggang Jakarta yang dikelola oleh PT Sinar Sosro atau Rekso Group. Kondisi ini yang menyebabkan mereka (PKL, red.) kehilangan kesabaran,” katanya. (Lihat:Ketum APKLI: Penyerangan di Monas Adalah Puncak Kemarahan PKL)
Masuknya perusahaan raksasa Rekso Group untuk mengelola Lenggang Jakarta yang diresmikan pada 22 Mei 2015 lalu dianggap Ali sebagai bentuk pencaplokan ekonomi PKL, UKM, dan pencaplokan ekonomi produktif kawasan Monas.
Ali juga menyebutkan, PKL bukannya tidak mau ikut berpartisipasi menempati kios-kios yang disediakan dalam kawasan Lenggang Jakarta, namun lebih karena kapasitasnya tak mencukupi.
“Begini, Lenggang Jakarta itu hanya mampu menampung 329. Sementara PKL di Monas secara keseluruhan ada 1800. Sisanya mau dibawa kemana sama Ahok? Mereka juga rakyat yang mencari makan, sama dengan yang lainnya,” ujarnya. (Lihat: Gusur PKL, Ahok Dianggap Telah Langgar Banyak Peraturan Perundang-undangan) (mnx)