Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto di kediaman Jokowi di Solo, pada 13 Oktober 2024, meninggalkan sejumlah tanda tanya besar. Apa yang sebenarnya dibicarakan dalam pertemuan ini? Di permukaan, publik hanya disuguhi informasi bersifat basa-basi yang jauh dari esensi pembicaraan di balik pintu tertutup.
Menurut sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya, ada tiga poin utama yang menjadi topik perbincangan Jokowi dan Prabowo, yang memiliki dampak besar terhadap arah kebijakan nasional, termasuk pembentukan Kabinet Merah Putih.
Poin Penting Pertemuan Jokowi-Prabowo
1. Jokowi menitipkan nama untuk kabinet
Jokowi diduga meminta beberapa nama untuk dimasukkan ke dalam kabinet Prabowo, sebuah langkah yang mencerminkan upaya untuk mempertahankan pengaruh dalam pemerintahan baru.
2. Komitmen terhadap program oligarki
Jokowi diduga meminta Prabowo untuk tidak mengganggu program-program oligarki yang telah disepakati dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
3. Ancaman terhadap stabilitas ekonomi
Jika poin pertama dan kedua tidak diindahkan, ancaman terhadap ekonomi negara menjadi salah satu tekanan yang disampaikan, yang pada akhirnya menguatkan posisi oligarki dalam mengendalikan jalannya pemerintahan.
Prabowo dalam Bayang-Bayang Oligarki
Sampai saat ini, langkah Prabowo untuk keluar dari jeratan oligarki masih setengah hati. Meskipun beberapa tindakan seperti pembongkaran pagar laut PIK 2 dan komitmen untuk memberantas korupsi mulai terlihat, keberanian penuh untuk melawan pengaruh oligarki belum tampak nyata.
Isu-isu seperti Program Strategis Nasional (PSN), yang diduga menjadi pintu masuk dominasi oligarki, juga belum disentuh dengan keberanian penuh. Lebih jauh, ambisi oligarki untuk menciptakan hunian imigran RRC dengan mengeliminasi masyarakat pribumi melalui berbagai proyek besar semakin menimbulkan kekhawatiran akan masa depan kedaulatan bangsa.
Prediksi Indonesia Bubar 2030
Pertanyaan besar yang mengemuka adalah apakah Indonesia akan benar-benar "bubar" sebagaimana yang pernah diprediksi oleh Prabowo Subianto pada 2018. Mengutip buku Ghost Fleet karya August Cole dan P.W. Singer, Prabowo kala itu memperingatkan bahwa Indonesia berada di ambang kehancuran jika berbagai persoalan mendasar tidak segera diselesaikan.
Hingga saat ini, bayang-bayang kehancuran itu semakin nyata dengan konflik internal, dominasi oligarki, dan ketegangan sosial yang terus memuncak. Jika pemerintah gagal mengatasi tekanan oligarki dan menjaga kedaulatan bangsa, prediksi Prabowo mungkin bukan sekadar alarm, melainkan kenyataan yang tragis.
Apakah Prabowo akan mampu membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu menyelamatkan bangsa, atau justru terjebak dalam lingkaran oligarki? Hanya waktu yang dapat menjawab. Wallahua"lam.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #