JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Sejak pengelolanya beralih dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI ke PT Transjakarta, layanan bus tingkat wisata keliling Jakarta mirip-mirip angkutan umum biasa.
Animo masyarakat masih tinggi untuk menikmati bus tingkat ini keliling ibukota secara gratis. Buktinya tiap hari bus yang jumlahnya ada enam unit ini rata-rata mengangkut 800 penumpang. Tapi saat animo meninggi layanan justru berkurang menyusul perubahan pengelolaan.
Beberapa komponen pendukung yang memperkuat identitas bus wisata justru tidak terlihat lagi. Padahal sarana tersebut bisa untuk promosi wisata.
Banyak warga yang memanfaatkan transportasi gratis ini bukan untuk wisata. Misalnya saja bisa dibedakan dari bawaan mereka yang banyak dan cenderung seperti pedagang daripada wisatawan
Seorang petugas bus tingkat yang enggan disebutkan namanya membenarkan kondisi itu. Menurutnya sejak pengelola berpindah, ada beberapa pengurangan. Misalnya tidak ada tur gaed lagi di dalam bus. Polisi pariwisata yang dulu ada di bus sekarang juga ditarik
"Saya ini bertugas sejak pertama bus beroperasi sampai sekarng. Saya bisa melihat mana yang wisata dan mana yang hanya memanfaatkan bus gratis," katanya.
Sekarang ini, katanya, yang paling banyak justru penumpang mau gratis saja. Akibatnya, bus sangat padat, behkan pernah ada kejadian turis yang kecopetan.
Bus wisata DKI beroperasi sejak pukul 09.00-21.00 setiap hari kecuali hari Minggu mulai pukul 12.00. Rute yang ditempuh mulai Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdek-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. (ss)