Opini
Oleh Fuad Bawazier (Mantan Menteri Keuangan) pada hari Selasa, 25 Agu 2015 - 12:47:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Mau Apalagi, Fundamental Ekonomi Memang Lemah

50Fuad Bawazier 004.jpg
Fuad Bawazier (Sumber foto : Eko S Hilman/TeropongSenayan)

Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap USD maupun valuta asing lainnya ditentukan oleh faktor fundamental dan faktor sentimen. Kedua faktor ini sedang melemah dan negatif sehingga rupiah akan terus melemah meski Bank Indonesia (BI) sudah berupaya maksimal untuk menyelamatkan kurs rupiah.

Janganlah selalu "berlindung" pada alasan-alasan global. Fundamental ekonomi Indonesia memang lemah (tidak kuat seperti dikatakan pemerintah). APBN defisit dengan ancaman penerimaan pajak tekor. Pertumbuhan ekonomi melemah diikuti PHK dimana-mana.

Ekspor-import melemah sehingga neraca perdagangan, transaksi berjalan dan neraca pembayaran cenderung defisit/melemah. Ekonomi belum kompetitif antara lain ditunjukan bunga bank tinggi, high cost economics dan di hantui inflasi. Cadangan valas juga terbatas.

Kinerja ekonomi yang buruk menyebabkan kinerja emiten perusahaan Go Publik buruk dan IHSG anjlok, dst. Sementara upaya yang dikatakan atau dijanjikan pemerintah seperti dwelling time dipelabuhan, perampingan perizinan, perbaikan infrastruktur dll umumnya belum efektif. Jadi jelas fundamental ekonomi lemah.

Sedangkan faktor-faktor sentimen seperti kestabilan politik, kredibilitas kabinet, berbagai gonjang-ganjing di dalam negeri, ekpektasi pelaku pasar, ancaman naiknya bunga USD oleh The Fed dll belum ada yang positif untuk penguatan rupiah.

Sementara langkah-langkah pemerintah tidak atau kurang direspon pelaku pasar. Ini semua selain policy itu tidak signifikan, juga sudah kehilangan kepercayaan publik terhadap efektifitasnya.

Pelaku pasar sejati diyakini tetap akan menyimpan valasnya karena tidak mau ambil risiko. Ekspektasi yang ada, kurs rupiah akan terus melemah sampai Rp15000 per USD.

Belanja modal APBN 2015-- klo mau jujur-- tidak banyak bisa diharapkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi maupun kurs. Sebab total APBN Indonesia relatip kecil terhadap PDB, apalagi anggaran belanja modalnya yang relatif kecil. Jadi kurang kuat mendongkrak ekonomi.

Pertumbuhan kredit perbankan juga menurun tajam yang menunjukkan masih akan berlanjutnya melemahnya pertumbuhan ekonomi. Jadi, rupiah akan terus melemah.

Hanya doa anda atau keajaiban yg bisa menguatkan kurs rupiah, sekurangnya agar tidak buru-buru Rp15000,- tapi janganlah terlalu berharap pada kemampuan pemerintah Presiden Jokowi mengendalikan ekonomi.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #fuad  #ekonomi bahaya  #chaos  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Analisis Mendalam Berdasarkan Data BRIEF UPDATE BDS Alliance

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Minggu, 22 Des 2024
EKONOMI 1. Pelemahan Rupiah dan IHSG Pelemahan Rupiah dan Arus Modal Keluar: Meskipun rupiah sempat menguat tipis pada Jumat lalu, secara mingguan mata uang ini mencatat pelemahan yang ...
Opini

Lukisan yang Jokowi Banget

Catatan Cak AT Ironi tragis kembali hadir di panggung seni Indonesia yang tak pernah absen dari sandiwara. Kali ini, kisahnya milik Yos Suprapto, seniman kawakan asal Surabaya, yang karyanya ...