JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Rachman mengkritisi kunjungan kerja ke luar negeri yang dilakukan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ke China.
"Soal Kunjungan Kerja Ketua MPR Zulkifli Hasan ke China menurut saya tidak ada bedanya dengan kunjungan Pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon ke Amerika Serikat bertemu Pengusaha sekaligus calon presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump," ujarnya di Jakarta, Senin (21/9/2015).
Menurutnya, Kunker Ketua MPR Zulkifli Hasan ke China bertemu dengan pengusaha China dalam rangka untuk meningkatkan investasi ke Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan ketua DPR beberapa waktu lalu.
"Kalau Setya Novanto dan Fadli Zon dilaporkan ke MKD karena dianggap menyalahi tugas dan wewenang DPR karena ingin mengajak pengusaha berinvestasi di tanah air. Maka Ketua MPR Zulkifli Hasan juga harus dilaporkan ke MKD karena mencari investor bukan tugas dan wewenang MPR," tegasnya.
Selain itu, Arief juga merasa heran dengan sejumlah anggota DPR yang menggebu-gebu melaporkan Ketua DPR ke MKD soal kunkernya tapi tidak bereaksi saat Ketua MPR melakukan hal yang sama.
"Saya ingin dengar komentar dari Saudara Adian Napitupulu, Rieke Diah Pitaloka, Charles Honoris, KH. Maman Imanulhaq, Akbar Faizal dan Junimart Girsang soal kunjungan dan pertemuan Ketua MPR dengan pengusaha China. Apakah mereka akan berapi-api berkomentar sinis soal kunjungan Ketua MPR itu? Atau bahkan Adian dan kawan-kawan akan berinisiatif melaporkan Ketua MPR ke MKD karena itu bukan tugas dan wewenang Ketua MPR sebagaimana mereka melaporkan Setya Novanto dan Fadli Zon?," sindirnya.
Menurut Arief, di balik diamnya sejumlah anggota DPR yang melaporkan Ketua DPR ke MKD, namun tidak berapi-api saat melihat kunker Ketua MPR ke China merupakan tanda tanya besar baginya. (iy)