Opini
Oleh La Ode Ida pada hari Rabu, 21 Okt 2015 - 12:57:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengapa Dewi Yasin Limpo Rakus Materi?

3180e3e778e7b0003f4b7e0051f76bfe9c1ea46d5b.jpg
Kolom Santai Siang Bareng La Ode Ida (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Dewi Yasin Limpo (DYL) ditangkap KPK dalam kasus dugaan suap terkait suatu proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik. Bagi saya itu tak mengagetkan. Mengapa?

Pertama, belum lama ini mendengarkan dari suatu pihak tertentu yang pernah berhubungan dengannya untuk urusan yang berkaitan tugas Srikandi dari Makasar itu. Aroma transaksional demikian tercium dari sikapnya.

Kedua, tentu banyak yang masih ingat sengketa perolehan suara dari dapil Sulsel pemilu 2009 yang melibatkan DYL. Yang bersangkutan pernah diperiksa oleh Bareskrim Mabes Polri karena ada temuan manipulasi putusan MK, yang ditengarai kerjasama antara oknum anggota KPU, oknum di internal MK dan DYL. Itu artinya, DYL juga berbakat untuk 'halalkan segala cara'.

Namun tentu sangat memprihatinkan. Betapa tidak. Pertama, ia dari keluarga terpandang dan bergelimang materi. Sebagian saudara kandungnya pun pernah dan sedang menjabat sebagai kepala daerah, termasuk Syahrul Yasin Limpo yang sekarang Gubernur Sulsel.

Sehingga jika DYL waras dalam agama, maka sebenarnya fokus untuk mengabdi pada rakyat dan atau untuk perbaikan pengelolaan negara. Namun begitulah. Ia ternyata juga masih demikian rakus dengan materi.

Kedua, DYL adalah putri yang budayanya menjunjung tinggi rasa malu yang biasa disebut dengan budaya 'siri'. Tapi rupanya hal itu sama sekali sudah hilang dari dalam diri yang bersangkutan.

Sehingga kelakuannya tak peduli apakah akan berdampak pada "tertamparnya diri dan keluarga oleh kotoran busuk" seperti sekarang ini.

Ketiga, DYL menambah deretan perempuan korup tahun 2015 ini. Parahnya, gaun-gaun mereka sangat kental nuansa religiusnya. Makan barangkali, cerita 'perempuan cenderung bersih' sehingga layak untuk selalu mendapat prioritas agaknya harus dilupakan, di mana sekaligus DYL berjasa untuk itu.

Sekaligus mencederai citra pemakai busana Muslimah di bangsa ini. Karena boleh jadi hanya akan dianggap 'fashion biasa yang mengelabui', karena kelakuannya sangat jauh dari busana yang dikenakan. Semoga yang bersangkutan bisa 'taubat nasuha' saat di penjara nanti.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Kolom  #Makan Siang  #la ode ida  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Bina(sakan) Judi

Oleh Ahmadie Thaha (Pengaruh Pesantren Tadabbur al-Qur'an)
pada hari Sabtu, 02 Nov 2024
Bayangkan kita hidup di sebuah negeri di mana kementerian yang seharusnya menjaga moral digital justru terlihat asyik bersenda gurau dengan para pelaku judi online (yang disingkat “judol” ...
Opini

Kerja Besar Bung Pigai : Menjadikan HAM Sebagai Panglima

Lugas dan tegas. Kadang cenderung over confidence. Namun mampu membangun simpati. Itulah kesan mengikuti Menteri Pembangunan HAM Natalius Pigai dalam rapat pertama dengan Komisi XIII DPR RI hari ...