JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - 47 hari jelang pemungutan suara Pilkada DKI 15 Februari, Partai NasDem diterpa huru-hara. Pasalnya, ratusan pengurus dan simpatisan Partai NasDem di sepuluh Kecamatan di Jakarta Timur memilih hengkang dan justru merapat ke Anies-Sandi.
Praktis, kini solidaritas di tubuh partai besutan Surya Paloh itu dipastikan tidak solid dalam menghadapi kontestasi Pilkada DKI 2017.
"Ini bukti soliditas kader di internal partai pendukung (Ahok-Djarot) sudah pecah," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio saat dihubungi wartawan, Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Menurut dia, membelotnya kader Nasdem itu tak lepas dari status tersangka penistaan agama, yang disandang calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kemudian naik menjadi terdakwa.
"Tentu, ini merupakan pukulan telak bagi partai pendukung (Ahok-Djarot), karena banyak yang berpaling," katanya.
Selain itu, Hendri juga menilai, tidak patuhnya kader NasDem tersebut juga dikarenakan sikap Ketua Umum NasDem Surya Paloh pada bulan November lalu.
"Ingat pernyataan pedas petinggi NasDem beberapa waktu lalu karena Ahok menjadi tersangka. Itu semua ada hubungannya juga," bebernya.
Diketahui, Surya Paloh sebelumnya pernah menyatakan akan mengevaluasi dukungan ketika Ahok ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama oleh Bareskrim Polri November lalu.
"Kalau Ahok tersangka kami evaluasi pencalonannya. Kami kaji aspek yuridis dan moralnya. Moralitas kita sebagai partai pendukung harus tetap dijunjung tinggi," kata Surya Paloh saat menghadiri perayaan ulang tahun kelima NasDem, saat itu.
Tak hanya itu, Surya Paloh juga berjanji akan menendang Ahok bila nantinya terbukti melecehkan agama.
"Kalau Ahok melecehkan, saya panggil dia, saya tendang dia," kata Surya. (icl)