JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kemenangan telak yang diraih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dinilai tak lepas dari kerja keras seluruh elemen masyarakat, termasuk para aktivis LSM Ibu Kota yang tergabung dalam simpul-simpul relawan Anies-Sandi.
Demikian disampaikan Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), M Rico Sinaga saat berbincang dengan wartawan di loby DPRD DKI Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Dia mengatakan, bahwa para aktivis LSM di Jakarta ikut berjibaku siang malam dalam membantu mengedukasi masyarakat terkait calon pemimpin Jakarta lima tahun mendatang.
Mereka juga ikut mensosialisasikan visi misi dan program andalan pasangan Cagub-Cawagub DKI yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu.
"Kontribusi aktivis LSM tak bisa dinafikan dibalik sukses Anies-Sandi berkantor di Balai Kota 2017-2022," kata Rico.
Menurut Rico, pasca kekalahan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada Pilgub 2012 lalu, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan dilanjutkan Ahok-Djarot sengaja meminggirkan peranan aktivis LSM, sehinga roda pembangunan lepas kontrol dari kritikan-kritikan.
"Masa Jokowi gubernur, maupun Ahok gubernur, Pemprov DKI tidak pernah lagi melibatkan LSM untuk bersinergi. LSM dimusuhi sedemikian rupa. Ahok malah lebih mendorong LSM bentukannya, yakni Ahok Center. Sebut saja salah satunya, ICW yang selama ini teriak-teriak korupsi, tapi waktu Ahok berkuasa mereka hilang bak ditelan bumi," papar Rico.
Atas kondisi Ibu Kota tersebut, lanjut Rico, para akrivis LSM kemudian kompak bersatu dengan warga untuk menumbangkan kesewang-wenangan Ahok yang diiduga kuat dilindungi rezim penguasa.
Kedepan, di masa pemerintahan yang baru, kata Rico, Anies-Sandi diharapkan memberikan ruang untuk para aktivis LSM berkreasi serta menyumbangkan pemikirannya untuk memajukan Jakarta.
Rico mengungkapkan, peran LSM sendiri sangat penting dalam upaya mengubah wajah demokrasi Indonesia.
Seperti tahun 1992 lalu, diakui Rico, dirinya bersama KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Bondan Gunawan yang kelak menjabat Mensesneg, membentuk LSM bernama Pusat Pengkajian Informasi dan Data (P2ID).
P2ID merupakan embrio terbentuknya Pro Demokrasi yang rajin mengkritisi penguasa. (icl)