JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kursi DKI-2 kosong setelah Sandiaga Uno mengundurkan diri dari Wakil Gubernur DKI 2017-2022. Dia maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Direktur Eksekutif Strapol Watch Indonesia,Dony Kusumamenyebut, setidaknya ada empat nama yang menurutnya paling layak menggantikan Sandi.
Nama-nama tersebut, menurut Dony, semuanya adalah mereka yang pernah berkeringat dalam pemenangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Diantaranya, pertama, Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI.
Kedua, politisi PKS, Mardani Ali Sera yang juga mantan Ketua Tim Sukses Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Ketiga, ada nama Boy Sadikin yang waktu Pilkada DKI menjadi Ketu Tim Relawan Anies-Sandi.
Selanjutnya, yangtak kalah fenomenal dalam perhelatan Pilkada DKI 2017 hingga mengantarkan Anies-Sandi berkantor di Balai Kota DKI adalah Abraham 'Lulung' Lunggana atau yang karib disapa Haji Lulung.
Dia, kata Dony, bisa dibilang sosok yang paling menyedot perhatian publik.Karena posisi sebagai Wakil Ketua DPRD DKI, membuat Haji Lulung disimbolkan sebagai lawan politik eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang saat itu sedang kuat-kuatnya.
"Haji Lulung adalah ketua DPW PPP DKI Jakarta yang dipecat oleh DPP PPP baik Djan Faridz dan Romahurmuzy, karena menolak keputusan DPP PPP yang mendukung Ahok-Djarot," kata Dony saat berbincang dengan TeropongSenayan, Jakarta, Senin (13/8/2018) malam.
Melihat rekam jejak sebagai politisi senior di DKI, menurut Dony, Haji Lulung patut diperhitungkan menggantikan Sandiaga Uno mendampingi Anies Baswedan.
"Dia tokoh fenomenal, dan dikenal sebagai musuh bebuyutan Ahok sejak awal Ahok awal berkuasa," terang Dony.
Haji Lulung, lanjutnya, satu-satunya tokoh Betawi yang getol dan berani melawan Ahok lantaran kebijaknnya selama memimpin di Pemprov DKI dinilai kerap merugikan masyarakat Jakarta.
"Dia (Haji Lulung) adalah simbol perlawanan rakyat Jakarta," katanya.
Karenanya, Dony memandang, dari sisi kepantasan dan kelayakan semua nama tersebut cukup mumpuni, karena selain ikut berkeringat semuanya relatif berpengalaman di pemerintahan khususnya di legislatif.
"Sekarang, tinggal bagaimana para pimpimpinan partai politik koalisi pengusung Anies-Sandi Gerindra, PKS dan PAN yang terakhir masuk diputaran kedua mendukung Anies-Sandi, bisa mengkompromikan siapa yang paling tepat untuk mendampingi Anies," pungkas Dony. (Alf)