JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Meskipun banyak pro dan kontra, pembangunan gedung baru DPR dipastikan jalan terus. Pembangunan gedung yang diperuntukan untuk perpustakaan, museum dan research center itu akan tetap terealisasi pada Agustus mendatang dengan peletakan batu pertama.

Padahal pembangunan gedung tersebut yang memprotes. Misalnya Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) yang menyebut pembangunan gedung baru DPR hanyalah proyek akal-akalan untuk kantong pribadi anggota dewan.

Hal senada diungkapkan Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA) yang menuding gedung baru DPR memakai dana siluman, lantaran pada APBN-P 2015 tidak ada dana untuk alokasi gedung baru.

FITRA menyimpulkan bahwa DPR diam-diam sudah melakukan deal dengan kontraktor sebelum rencana gedung baru ini dipublikasikan pada masa sidang ke-III.

Apalagi dana yang siap dipakai untuk pembangunan gedung ini seperti diakui Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, Roem Kono sebesar Rp 1,6 triliun dengan sistem multi years.

Protes lainnya juga datang dari Indonesia Budget Center (IBC). IBC dengan lantang menyebut gedung baru DPR merusak logika dan citra DPR itu sendiri. Pasalnya DPR periode 2014-2019 belum sama sekali memberikan hasil yang baik di enam bulan masa kerjanya.

Kepala Biro Humas Sekjen DPR RI, Jaka Dwi Winarko mengungkapkan proses lelang gedung baru DPR ini direncanakan usai masa reses. Guna transparan, proyek ini bakal diawasi oleh Tim Pembangunan Gedung Baru yang terdiri dari Kementerian Pekerjaan Umum, Pemda DKI Jakarta, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), serta Sekretariat Negara. (iy)