JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar menilai bahwa fenomena dana 'gentong babi' akan sulit ditemukan dalam Pilkada serentak yang menggunakan dana dari APBN. Sebab, Pilkada yang menyisakan waktu enam bulan ini dirasa butuh persiapan yang matang dalam hal sarana dan prasarananya.
"Jika dilihat, dana APBN memang sangat dibutuhkan oleh daerah yang hendak melaksanakan Pilkada serentak Desember mendatang. Karena itu, dana APBN memang mutlak dibutuhkan," kata Idil kepada TeropongSenayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Meski demikian, Idil mengungkapkan fenomena lain yang sepatutnya juga diwaspadai, yakni dana Pilkada serentak yang berpotensi menjadi bancakan partai politik. Dana Pilkada tersebutsering digunakan sebagai bahan penekan atau alat bargaining dengan KPUD.
"Subtansi itulah yang membedakan dengan fenomena gentong babi," ujarnya. (iy)