Opini
Oleh Beathor Suryadi pada hari Kamis, 30 Jan 2025 - 21:30:04 WIB
Bagikan Berita ini :

Strategi Politik Jokowi dan Dinamika Menuju 2029

tscom_news_photo_1738247404.jpg
(Sumber foto : )

Jakarta – Peta politik Indonesia terus mengalami perubahan seiring dengan persiapan transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke presiden terpilih Prabowo Subianto. Di tengah upaya Prabowo mempersiapkan program-program prioritasnya, sejumlah manuver politik juga mulai terlihat, terutama terkait dengan langkah-langkah politik yang mengarah pada Pemilu 2029.

Salah satu sorotan utama adalah penguatan kembali Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang selama ini dikenal memiliki kedekatan dengan Jokowi. Selain itu, terdapat spekulasi mengenai upaya meningkatkan citra Gibran Rakabuming Raka, yang akan menjabat sebagai Wakil Presiden, sebagai bagian dari strategi politik jangka panjang.

Namun, di sisi lain, kebijakan "Pagar Laut" yang digagas Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, dinilai berdampak pada sejumlah proyek strategis nasional (PSN) di wilayah pesisir Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampak kebijakan tersebut terhadap agenda pembangunan dan dinamika politik ke depan.

PSI dan Konsolidasi Politik Jokowi

Setelah gagal melampaui ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024, PSI kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan kembali. Dengan dukungan dari berbagai tokoh muda dan kelompok progresif, partai ini berpotensi menjadi alat politik yang penting dalam menjaga pengaruh Jokowi di masa mendatang.

Mengenai strategi komunikasi politik, muncul dugaan bahwa beberapa lembaga survei tengah berupaya membangun citra positif bagi Gibran. Hal ini diungkapkan oleh beberapa analis politik, termasuk Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, yang menyebut bahwa elektabilitas Gibran memiliki potensi untuk terus meningkat. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai koordinasi lembaga survei dalam membangun citra Gibran.

Dampak Kebijakan Pagar Laut terhadap Proyek Strategis Nasional

Di tengah manuver politik yang berlangsung, kebijakan "Pagar Laut" yang dipimpin oleh Titiek Soeharto menjadi salah satu isu yang menarik perhatian. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga ekosistem laut dan melindungi kepentingan nelayan dari eksploitasi yang berlebihan oleh sektor industri besar.

Beberapa pengamat menilai bahwa kebijakan ini berpotensi membatasi sejumlah proyek strategis nasional yang berbasis di kawasan pesisir. Sejumlah pihak yang selama ini memiliki kepentingan dalam proyek-proyek tersebut diperkirakan harus menyesuaikan strategi mereka dalam menghadapi regulasi baru.

Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga mendapat dukungan dari kelompok yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan kemandirian nelayan. Menurut Titiek Soeharto, kebijakan ini merupakan langkah penting untuk memastikan sumber daya laut tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.

Mempersiapkan Pemilu 2029?

Di tengah berbagai dinamika politik, muncul spekulasi bahwa Jokowi tengah menyiapkan strategi jangka panjang, termasuk dengan mendorong Gibran sebagai tokoh potensial di Pemilu 2029. Sebagai Wakil Presiden terpilih, Gibran memiliki peluang besar untuk semakin dikenal oleh masyarakat dan membangun basis dukungan politiknya.

Beberapa analis politik berpendapat bahwa penguatan citra Gibran sejak dini dapat menjadi modal politik yang kuat jika ia benar-benar maju dalam kontestasi 2029. Namun, tantangan besar juga menanti, mengingat politik Indonesia bersifat dinamis dan berbagai faktor dapat mempengaruhi peta kekuatan politik dalam beberapa tahun ke depan.

Kesimpulan

Dinamika politik Indonesia menunjukkan bahwa setiap pihak tengah mengonsolidasikan kekuatan masing-masing. Sementara Prabowo dan timnya berfokus pada realisasi janji kampanye, kubu Jokowi tampaknya tetap aktif dalam menjaga pengaruh politiknya.

Kebijakan "Pagar Laut" menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi jalannya sejumlah proyek strategis, sekaligus mengubah lanskap politik dan ekonomi di sektor maritim. Sementara itu, spekulasi mengenai strategi politik Jokowi dan kemungkinan majunya Gibran di Pemilu 2029 masih terus berkembang.

Seiring berjalannya waktu, manuver politik menuju 2029 akan semakin terlihat, dan masyarakat akan menjadi penentu utama dalam arah politik Indonesiakedepan.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pragmatisme Politik di Indonesia: Adaptasi atau Oportunisme?

Oleh Ariady Achmad
pada hari Jumat, 31 Jan 2025
Dalam lanskap politik Indonesia, perpindahan tokoh dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya bukanlah hal baru. Salah satu kasus yang menarik perhatian publik adalah perjalanan politik Budi Arie ...
Opini

TNI-Polri, Pilar Negara yang Harus Profesional dan Netral

Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri kamis 30 Januari 2025 di Jakarya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa salah satu ciri negara gagal adalah tidak efektifnya kerja TNI dan Polri. Ia juga ...