BOGOR (TEROPONGSENAYAN) - Pastor Hendro Susanto dari Gereja Katedral Bogor, Jawa Barat, rupanya tak mau banyak berkomentar tentang berbagai dinamika saat penyerangan dan pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Ia juga enggan mengomentari soal Perda yang dinilai diskriminatif di daerah itu.
Sebaliknya, ia mengajak masyarakat menggalang dana membantu masyarakat muslim di Tolikara, Papua, agar bisa membangun kembali mushola maupun rumah mereka yang rusak akibat insiden yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah/2015 lalu.
"Bentuk kepedulian insiden tidak Tolikara tidak hanya berbicara saja, tetapi bisa kita wujudkan dengan bersama-sama menggalang dana membantu masyarakat disana untuk membangun kembali masjid atau rumah mereka yang rusak," kata Susanto, saat ditemui usai menghadiri deklarasi anti kekerasan umat beragama di Makorwil Polres Bogor Kota, Kamis.
Ia mengatakan, bantuan kemanusiaan baik berupa dana maupun lainnya, jauh lebih bermanfaat dari pada hanya berbicara tanpa melakukan apapun. Karena masyarakat disana (Tolikara) akan sangat membutuhkannya untuk memulihkan kembali situasi dan kondisi rumah maupun tempat ibadahnya.
"Kami dari Gereja Katedral Bogor, juga melakukan himbauan untuk melakukan penggalangan dana di sela-sela kegiatan ibadah yang dilaksanakan di gereja. Himbauan ini juga disebar ke sejumlah gereja Katedral lainnya," kata dia.
Menurut dia, banyak cara untuk menjaga kerukunan umat beragama di Kota Bogor, seperti bersama-sama menjalankan program pemerintah dalam penghijauan melakukan gerakan biopori yang melibatkan tokoh maupun masyarakat lintas agama.
"Selain itu, peran media juga sangat penting dalam menyebarkan informasi yang utuh tidak bersifat provokatif. Sehingga masyarakat tetap merasa sejuk dan damai, dalam menghadapi situasi seperti itu," kata Romo Hendro yang juga menjabat Ketua Komisi Hubungan Antara Agama Keuskupan.
Sejumlah tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan Pimpinan Muspida Kota Bogor mendeklarasikan diri anti kekerasan umat beragama dengan mendatangani kesepakatan bersama untuk saling menjaga diri agar terwujud kondusifitas.
Deklarasi ini dihadiri Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, Kepala Polres Bogor Kota, AKBP Irsan, perwakilan tokoh lintas agama, dan pimpinan unsur Muspida lainnya.
Irsan menyatakan situasi di Kota Bogor aman dan tetap kondusif. Diklarasi dilakukan sebagai penguatan dan komitmen bersama muspida dan tokoh lintas agama dalam menolak kekerasan terhadap umat beragama.
"Situasi di Kota Bogor kondusif, tidak terjadi apa-apa. Kita sudah melakukan upaya antisipasi, salah satunya lewat deklarasi ini dengan mengambil momentum pascalebaran," katanya.
Ia mengatakan, Kepolisian Resor Bogor Kota telah melakukan upaya antisipasi agar insiden di Tolikara tidak terjadi di Kota Bogor dengan melakukan pengamanan baik secara melekat, maupun patroli di tempat-tempat ibadah.
"Ada 63 personel termasuk anggota Babinkamtibmas yang kita kerahkan untuk melakukan patroli dan pengaman di sejumlah tempat-tempat ibadah yang ada di Kota Bogor," katanya. (iy/an)