Opini
Oleh La Ode Ida pada hari Jumat, 21 Agu 2015 - 15:03:18 WIB
Bagikan Berita ini :

Ada Apa dengan Rizal Ramli?

8080e3e778e7b0003f4b7e0051f76bfe9c1ea46d5b.jpg
Kolom Makan Siang Bareng La Ode Ida (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Sikap kritis Menko Kemaritiman Rizal Ramli (RR) terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi-JK sungguh sangat mengagetkan publik bangsa ini. RR setidaknya mengritik tajam dua kebijakan yang sudah berjalan, yakni pembelian 30 unit pesawat oleh Garuda jenis Air Bus, dan kebijakan pembangkit listrik 35 ribu megawat, yang dianggapnya tidak masuk akal.

Sikap RR ini dianggap sangat janggal dan bahkan terasa sangat aneh. Pertama, karena RR baru saja dilantik melalui mekanisme reshufle, di mana pada kondisi psikologis yang biasanya tak mungkin langsung bersikap menentang kebijakan yang sudah berjalan, apalagi itu bukan bidang tugasnya.

Kedua, RR begitu berani menantang Wapres JK untuk berdiskusi di depan publik, di mana hal itu bisa berpotensi ingin mempermalukan Wapres JK. Ini juga dianggap tidak etis dilakukan sebagai seorang pembantu Presiden/Wapres.

Tetapi mengapa RR begitu sangat berani melakukan itu? Pertanyaan ini tentu harus dijawab oleh RR sendiri. Namun demikian, sikap RR itu bisa juga ditafsirkan sebagai berikut.

Pertama, RR masih sangat terbawa dengan posisinya sebagai figur yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap berpotensi merugikan negara dan atau merugikan rakyat.

Sikap seperti itu sudah sangat biasa dilakukan saat ia masih bebas di luar pemerintahan sebagai pengamat dan aktivis yang memiliki kapasitas yang memadai di bidangnya. Barangkali juga RR memiliki data yang valid yang mendukung sikap kritisnya itu.

Kedua, RR ingin memberi warna baru dalam tradisi figur di kabinet yang tak boleh diam saja ketika melihat sesuatu yang tak beres. Kritik dari dalam dianggap akan sangat efektif untuk melakukan perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik.

Namun, yang harus pula dicatat oleh RR, adalah faktor cara saja. Bukankah akan lebih etis jika dilakukan dalam rapat tertutup di dalam kabinet termasuk dengan Presiden/Wapres, sehingga tak terungkap ke publik yang terkesan gaduh seperti skarang ini? Soalnya, pemimpin di tingkat negara seharusnya memperi contoh suasana sejuk ke publik, bukan sebaliknya menciptakan kegaduhan.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Kolom  #Makan Siang  #la ode ida  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
IDUL FITRI 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
IDUL FITRI 2025 WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2025 HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2025 HERMAN KHAERON
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Peran Intelijen Di Negeri Sendiri Sebagai Problem Solving Bukan Problem Taking

Oleh Sri Radjasa
pada hari Rabu, 02 Apr 2025
Era orde baru meninggalkan legacy intelijen, dengan stigma sebagai alat represif penguasa terhadap kelompok oposisi dan menyebar teror untuk menciptakan rasa takut publik. Kekuasaan orde baru, telah ...
Opini

Disabilitas Menteri atau Menteri Disabilitas

Indonesia masih sering memandang curriculum vitae sebagai simbol status sosial, bukan sebagai rekam jejak kompetensi. Banyak pejabat yang ingin menjabat kembali demi membangun citra sebagai tokoh ...