Opini
Oleh La Ode Ida pada hari Sabtu, 12 Sep 2015 - 15:49:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Sebut Bangsa Pisang, Sofyan Wanandi Harus Minta Maaf!

7280e3e778e7b0003f4b7e0051f76bfe9c1ea46d5b.jpg
Kolom Santai Siang Bareng La Ode Ida (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Sofyan Wanandi (SW) harus minta maaf pada bangsa ini. Tak etis dan sangat tak pantas bahkan memuakkan. Kok bisa-bisanya SW menyebut bangsa ini sebagai bangsa pisang.

Bukankah ia menjadi salah satu penikmat dan pengeksploitasi kekayaan alam bangsa ini melalui jalur bisnis pribadi dan kelompoknya dan sebagian uangnya diinvest atau ditanam di luar negeri.

SW seolah tak puas-puasnya dengan harta yang ditumpuknya sehingga merasa terganggu ketika Menko Maritim Rizal Ramli (RR) mengoreksi kebijakan program pembangunan power plant 35 ribu megawat (MW).

Apakah, karena kemungkinan besar ia punya atau memiliki kepentingan atau bahkan jadi bagian dari bisnis pribadi dan kelompoknya atas program tersebut? Wahh...

RR tentu tak asal omong, berdasarkan data. RR punya visi bahwa uang negara bukan sembarang dihamburkan untuk bisnis sekelompok orang seperti program 35 ribu MW power plant itu.

SW sebenarnya bisa menggunakan cara-cara lain untuk membela JK sebagai bosnya atau koleganya. Tidak sperti orang kelimpungan sehingga terkesan begitu sakit hati dengan RR lalu menganggap bangsa ini sbagai bangsa pisang.

Wah..., warga nusantara ini dari Merauke sampai Sabang niscaya akan tersinggung. Sebagai pribumi pemilik bangsa ini disebut sebagai bangsa pisang. Sungguh sangat rasis SW itu.

Mentang-mentang SW bukan pribumi bangsa Indonesia, yakni bangsa Cina, lalu dengan rogan dan seenaknya menyebut bangsa Nusantara ini sebagai bangsa pisang.

Wah..., sudah begitu jauh SW ini menyepelehkan pribumi di Nusantara ini. Sungguh sangat memuakkan pula seorang koordinator staf Wapres JK menghina bangsa di mana ia sudah kenyang menikmatinya.

Wah..., apalagi yang akan dilabelkan oleh SW terhadap bangsa ini jika kepentingan bisnisnya terganggu? Kritikan kebijakan untuk perbaikan bagi kepentingan rakyat saja sudah demikian sangat marah dan menghina bangsa di mana dia menjadi salah warga turunan yg memperoleh keuntungan tak terhingga.

Tapi begitulah barangkali karakter asli sebagaian pebisnis warga keturunan: arogan karena kekayaannya, apalagi merasa dekat dan bisa mengatur penguasa.

Namun, warga bangsa dan pejabat bangsa ini pulalah yang begitu "baik" dengan orang seperti SW, memanfaatkan karakter bangsa pribumi yang pemaaf dan begitu menghargai non pri.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Kolom  #Makan Siang  #la ode ida  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Domino Efisiensi Bursah Zarnubi: Dari Rp 425 Miliar ke Rp 462 Miliar, Ketahanan Pangan dan Layanan Dasar Makin Nyata

Oleh Achmad Faridz Ramadhan
pada hari Kamis, 28 Agu 2025
TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, Presiden Prabowo Subianto kembali memberikan apresiasi kepada salah satu kepala daerah yang dinilai berhasil mengelola keuangan publik dengan cara efisien sekaligus ...
Opini

Garis Kemiskinan yang Tak Manusiawi

TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, "Bagaimana hitungannya, ya Bu, jika pengeluaran sehari-hari per orang dua puluh ribuan maka dia tak dibilang miskin? Saya sudah makan sangat sederhana saja di ...