JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sebagian warga Jakarta kecewa dengan kebijakan pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan model penggusuran paksa.
Salah satunya tentang sikap kasar Ahok yang tak peduli dengan perasaan korban ketika menerapkan kebijakan penggusuran guna menormalisasi sungai sebagai upaya menuntaskan masalah banjir.
Saking kesalnya, sebagian dari mereka juga membanding-bandingkan antara Ahok dengan Gubernur DKI sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi).
Warga Muara Baru, Waduk Pluit, Jakarta Utara, Haryati (42) menilai, meskipun Ahok dan Jokowi sama-sama pintar pencitraan, namun kebijakan-kebijakan Jokowi dalam merealisasikan program untuk masyarakat tidak sampai membuat warga sakit hati.
Sedangkan Ahok, kata dia, dengan gaya arogannya terlalu banyak berkomentar kasar dan kerap membuat tersinggung warga miskin seperti halnya dalam penggusuran Kampung Pulo beberapa waktu lalu.
"Tetapi, saat kita tidak mendapatkan ganti rugi sebagaimana yang dijanjikan, terus kita demo, tapi kita dibilang oknum warga penyewa lahan. Padahal kita asli warga Jakarta," kata Haryati dalam acara konsolidasi bersama korban lintas wilayah menyikapi penggusuran besar-besaran oleh Pemprov DKI Jakarta, di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Minggu (13/9/2015).
Dalam kesempatan ini, warga korban penggusuran paksa oleh Pemprov DKI masing-masing menyampaikan testimoninya tentang hak-haknya yang tak kunjung didapatkan.
Sebagian dari mereka juga mengaku tak terima dengan tuduhan Ahok yang menyebut mereka sebagai penyebab banjir di ibukota.
"Dari dulu Jakarta emang Banjir, sejak Ahok sebelum lahir," cetus salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya itu.(yn)