JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yenny Sucipto menilai bahwa cara yang dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno sangat klasik dalam melakukan privatisasi ketiga Bank BUMN yakni BRI, BNI, dan Mandiri. Ini menyusul langkahnya yang melakukan utang keChina Development Bank (CDB).
Bila BUMN nantinya tidak mampu mengembalikan pinjaman sebesar Rp 43,28 triliun ke China, maka ketiga Bank pelat merah tersebut nasibnya akan sama seperti Indosat dan Telkomsel.
"Sebetulnya cara ini sangat klasik dan halus. Bila waktu 10 sampai 20 tahun harus dibayarkan pinjaman itu, dan ternyata tidak bisa, ya sudah akhirnya tukar guling dengan saham," kata Yenny saat dihubungi, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Oleh karenanya, Yenny mendesak agar Presiden Joko Widodo bisa mempertimbangkan pinjaman tersebut. Ini mengingat hingga sekarang Rini Soemarno belum menjelaskan secara rinci urgensi dari kebijakannya.
"Sebetulnya kita tidak menginginkan di sektor perbankan mengalami seperti itu,"jelasnya. (iy)