Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Senin, 19 Okt 2015 - 06:17:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Permainan Politik dan Permainan Sepak Bola

66130867e3c1197d7c304ef2e4d81ae6b841118d32.jpg
Kolom Obrolan Pagi bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Ada kesamaan antara permainan politik dan permainan sepak bola. Ke duanya membutuhnya fairplay! Permainan sepak bola maupun Permainan politik akan berlangsung dengan aman dan damai jika berlangsung fair. Sebaliknya akan kisruh jika terjadi kecurangan.

Bahkan implikasinya bisa luas dan jauh. Pasalnya, baik Permainan politik maupun Permainan sepak bola memiliki supporter maupun smpatisan yang tidak sedikit yang fanatik. Sehingga setiap hasil permainan langsung direspon supporter atau simpatisan.

Lihatlah betapa bergemuruhnya stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat final Piala Presiden 2015. Sejak siang supporter mengalir berdatangan. Meski pertandingan baru dimulai sekitar pukul 19.00. Pengorbanan yang hanya bisa dimengerti atas nama fanatisme.

Barangkali tidak sulit memahami reaksi supporter jika marah dan frustasi akibat permainan berlangsung tidak fair. Tak hanya di tanah air, sejatinya reaksi serupa juga terjadi di negara lain. Fenomena holiganisme menjadi salah satu buktinya.

Barangkali yang membedakan adalah cara menegakkan aturan permainan. Diakui atau tidak, ditanah air penegakkan aturan permainan masih lemah. Baik dalam permainan sepak bola maupun dalam permainan politik. Akibatnya kekisruhan tak bisa dielakkan.

Rasanya, berbagai anarkisme dalam dunia permainan sepak bola maupun permainan politik jawabannya adalah menegakkan aturan main dengan tegas. Sebab hanya dengan menegakkan aturan maka fairplay bisa diwujudkan. Baik dalam Permainan politik maupun Permainan sepak bola.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #sarapan pagi  #kolom  #ariady achmad  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Populisme Jokowi dan Runtuhnya Demokrasi

Oleh Lukas Luwarso (Antusiasawan Sains)
pada hari Senin, 25 Nov 2024
Demokrasi runtuh bukan karena munculnya orang kuat dan kharismatik, melainkan karena keroposnya struktur etika-masyarakat, spesifik aparat pemerintahan, yang menopangnya.  Miskonsepsi ...
Opini

Alasan Anies

Siapa yang menyangka, panggung politik Indonesia kembali menyuguhkan lakon komedi penuh intrik di Pilkada Jakarta 2024? Dari Megawati yang dulu melontarkan ucapan pedas ke Anies Baswedan, ...