JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Maraknya praktek prostitusi di Ibu Kota Jakarta membutuhkan penangangan khusus, karena tidak sedikit perempuan malam yang "berceceran" di pinggir-pinggir jalanan kota.
Bahkan, baru-baru ini diduga bisnis esek-esek itu dilakukan oleh kalangan artis, diantaranya berinisial NM dan PR, yang berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian Mabes Polri di sebuah hotel di Jakarta, Kamis (10/12/2015) malam.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, untuk mencegah maraknya praktek prostitusi yang "berceceran" tersebut tidak perlu membuat tempat lokalisasi di Jakarta.
"Perlu ada lokalisasi maksudnya? No. No. 'Nggak' dilokalisasi, lokasinya saja sudah banyak. Itu tidak menjamin juga," kata Djarot di Jakarta, Minggu (13/12/2015).
Terkait praktek prostitusi yang banyak terjadi di perhotelan, Djarot juga mengaku tidak mampu berbuat apa-apa untuk mengatasinya.
"Ya harus kepolisian dong, yang masuk dalam 'human trafficking' masuk ke kepolisian. Masuk hotel bintang 5 masa ditanya harus bawa surat kawin, lah nanti kabur semua tamu-tamunya," ujarnya.
Dalam kasus prostitusi artis tersebut, artis NM dan MR sempat diisukan tidak direhabilitasi karena alasan panti sedang direhab. Namun, Djarot membantahnya.
"Bukan apa-apa, sebab kalau di situ akan mengganggu. Iya dong, Anda (wartawan) pasti ke situ semua," tandasnya. (mnx)