JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menutup tahun 2014 SKK Migas mengungkapkan setiap hari sebesar 27.200 barel minyak mentah hilang. Menurut Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria hal itu membuktikan SKK Migas seperti keledai alias bodoh.
"Jangan seperti keledai lah, kalau memang ada kebocoran ya segera ditangani. Tapi saya harap SKK Migas bisa belajar juga dari keledai, sebodoh-bodohnya keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya," kata Sofyano saat dihubungi TeropongSenayan, Jakarta, Rabu (31/12/14).
Menurutnya SKK Migas itu harus cepat dan tanggap. Sehingga bila melihat kebocoran langsung dicarikan antisipasinya, dan jangan hanya diam saja. Lantaran kehilangan 27.200 barel minyak mentah itu cukup besar serta merugikan negara.
Sofyano mengatakan bahwa ke depan SKK Migas harus bisa mendeteksi segala kebocoran yang ada, guna meminimalisir kerugian negara. Karena kalau tidak dilakukan, maka akan berdampak pada ketahanan energi di Indonesia.
"Paling tidak meminimalisir lah dengan cara mendeteksi. Jangan sampai kita sudah tahu sebabnya, tapi kita tidak melakukan hal apapun," ujarnya. Bahkan diharapkan kehilangan minyak mentah itu seharusnya dihentikan agar tak merugikan negara.
SKK Migas mengungkapkan ada tiga faktor hilangnya minyak mentah, yaitu pencurian dengan melubangi pipa minyak mentah, lambannya proyek dan pengeboran yang tidak sesuai target. Untuk itu SKK Migas akan menggandeng Pemda, Polda dan TNI guna mengatasi hal tersebut.(ris)