JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kenaikan harga elpiji 12 kg perlu, menurut pengamat energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa akan membuat konsumen menyerbu elpiji 3 kg yang lebih murah. Namun ini bisa membuat subsidi membengkak atau kelangkaan.
"Saat ini banyak pengguna elpiji 12 kg itu kelas menengah. Nah, kalau harganya naik seperti sekarang ini tentu banyak dari mereka bermigrasi ke elpiji 3 kg yang harganya jauh lebih murah," kata Iwa Garniwa kepada TeropongSenayan, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Iwa Garniwa menyarankan agar pemerintah bisa menghitung perpindahan para pengguna elpiji 12 kg ini. Pasalnya jika hal itu sangat signifikan maka pemerintah harus bisa menambah kuota elpiji 3 kg.
"Coba deh pemerintah bikin hitung-hitungan presentase kepindahan pemakai elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg. Ditakutkan angkanya melonjak, dan kita belum siap nanti justru timbul kelangkaan," ujarnya.
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dengan kenaikan elpiji 12 kg ini. Jika konsumen menyerbu elpiji 3 kg, maka akan terjadi kelangkaan jika volume tidak ditambah. Namun jika ditambah maka subsidi yang harus disediakan pemerintah akan membengkak.
Sebelumnya Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp1.500 per kg menjadi Rp9.069 per kg dari yang sebelumnya Rp7.569 per kg. Dari hasil temuan TeropongSenayan dilapangan harga jual sampai di agen bisa mencapai Rp11.255 per kg atau secara keseluruhan menjadi Rp134.700 per tabung bahkan ada yang nyaris Rp150.000.(ris)