JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ulah para anggota DPRD DKI Jakarta yang menggulirkan hak angket dinilai seperti orang masuk angin. Sebab mereka kebingungan yang takut tidak balik modal yang telah dikeluarkan saat pemilu legislatif.
Itulah pendapat CEO Cyrus Network, Hasan Nasbi. Menurut Hasan hak angket digulirkan tidak lebih untuk menghalangi langkah Gubernur Ahok menerapkan e budgeting. Mereka bereaksi saat Gubernur DKI ini menguak dana siluman Rp 12,1 triliun.
"Proses hak angket ini masuk angin. Karena mereka (DPRD DKI) tahu kalau Ahok sampai pakai e-budgeting maka tidak akan dapat proyek. Maka itu mereka buat usulan Rp 12,1 triliun dalam RAPBD 2015," kata Nasbi dalam diskusi di D'consulate Cafe, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2015).
Nasbi mengharapkan DPRD DKI lebih baik fokus saja dalam pembahasan RAPBD 2015 dengan pihak Pemprov DKI. Tidak menghabiskan energi memikirkan hak angket yang justru tidak mewakilkan warga Jakarta dalam proses tersebut.
Hasan Nasbi memaparkan masyarakat terbukti mendukung Gubernur Ahok. "Menurut survei kami, sebesar 96,9 persen responden tidak merasa diwakilkan dengan adanya hak angket DPRD. Harusnya DPRD itu lebih baik fokus pembahasan RAPBD 2015 saja," tukasnya.(ris)