JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menepis tuduhan sebagian pihak yang menyebut pembentukan pekerja harian lepas (PHL) di kelurahan-kelurahan untuk menggalang suara menjelang pemilihan kepala daerah DKI 2017 mendatang.
Ahok menegaskan, keberadaan PHL bertugas mengawasi dan mengatasi berbagai masalah infrastruktur yang rusak. Ia mengaku, selama ini dirinya tak pernah mengerahkan atau mengatur perangkat pemerintah baik lurah maupun camat untuk mendukungnya.
"Kalau saya, mana pernah seperti itu (galang dukungan). Semua (pegawai pemprov) saya dorong untuk kerja yang benar," kata Ahok kepada TeropongSenayan di sela-sela buka bersama dengan wartawan Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Ahok menjelaskan, PHL saat ini baru ada di beberapa wilayah di Ibu Kota. Meski demikian, PHL yang sudah direkrut langsung oleh lurah sudah bekerja.
"Jadi nanti dia itu yang mengawasi seluruh wilayah untuk bantu lurah. Lurah yang awasi, ada jalan kampung rusak kasih semen untuk tambal. Kalau ada pohon yang rawan tumbang, PHL yang urus. Tidak perlu tunggu pertamanan. Itu tugas mereka," papar Ahok.
Selain itu, mantan bupati Belitung Timur itu juga menggambarkan bagaimana perjalanan kampanye selama Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, ia bahkan tak pernah memberikan janji muluk-muluk untuk seluruh tim suksesnya.
"Pernah nggak saya ngatur lurah, camat? Pernah nggak saya masukin tim sukses saya? Semua fair, jadi mana urusan," kata Ahok.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri menargetkan sebanyak 40 hingga 70 PHL ditempatkan di satu wilayah kelurahan. Total keseluruhan akan ada 18.000 PHL di Ibu Kota Jakarta.
Sebelumnya, kolega Ahok di DPRD DKI Jakarta, Abraham 'Lulung' Lunggana menyebut, PHL sengaja ditempatkan untuk merekrut dan mengumpulkan sebanyak mungkin KTP warga.
Hal itu sejalan keinginan Ahok untuk maju dalam pemilihan gubernur tahun 2017 lewat jalur independen.(yn)